PURWOKERTO – Warga yang tinggal dan menghuni di Kampung Sri Rahayu Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan, kini mulai banyak mengalami perubahan, selama mendapatkan pendampingan dari Pusat Studi Dakwah Komunitas (PSDK) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Perubahan tersebut di antaranya, saat ini sedikitnya ada 12 anak binaan PSDK bisa mengenyam kuliah secara gratis di kampus UMP, di berbagai program studi.
Baca Juga : Apresiasi Karya Terbaik Anak Band UMP Berikan Beasiswa Studi Lanjut S2
“Saat ini ada 11 calon mahasiswa dari anak-anak Kampung Sri Rahayu yang kita beri beasiswa untuk bisa studi lanjut di UMP. Sebelumnya sudah ada satu masuk dulu dan tak lama lagi lulus,” kata Rektor UMP, Dr Jebul Suroso, saat hadir dalam acara juguran dan buka puasa bersama kaum dhuafa dan keluarga besar Kampung Sri Rahayu, di kantor PSDK Karangklesem, Jumat (7/4/2023) malam.
Menurut Rektor UMP, prodi yang paling banyak diambil adalah Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Teknik Informatika serta Psikologi.
Ke depan, pihaknya terus menfasilitasi untuk prodi-prodi lainnya.
Menurutnya, selain beasiswa, bentuk perhatian lain UMP kepada binaan PSDK adalah pendampingan melepaskan jerat rentenir bekerjasama dengan Baznas Banyumas dan ke depan menyiapkan hunian tempat tinggal atau pemukiman yang layak.
“Kalau yang harian, seperti kajian, pembelajaran, termasuk pemantauan
kesehatan,” jelasnya.
Kampung Sri Rahayu dihuni oleh orang-orang jalanan dan komunitas tertentu yang sulit disentuh. Ada eks waria, gelandangan, pengamen, PSK dan keluarga tidak mampu.
Mereka kemudian dibina dan didampingi secara berkelanjutan oleh PSDK baik pendidikan, kesehatan, moral, keagamaan dan ekonomi.
Ketua Pengelola PSDK UMP, Bayu Kurniawan mengakui, komunitas-komunitas binaan kini sudah banyak perubahan. Terutama merubah mindset yang sebelumnya bergantung hidup di dunia jalanan (marginal), kini menempuh jalan hidup yang lebih baik.
“Yang tadinya mengemis, mengamen, PSK sekarang sudah tidak. Tadinya waria sekarang sudah kembali ke kodratnya sebagai laki-laki, dan di acara juguran ini kita tampilkan mereka bisa berdialog langsung dengan Pak Rektor disaksikan langsung oleh jamaah,” katanya.
Diceritakan, dulu warga Kampung Sri Rahayu banyak dicibir orang. Sekarang terbalik, masyarakatnya istiqomah dalam mengaji, dua-tiga tahun ke depan akan lahir generasi baru para cendikiawan-cendikiawan muda cetakan UMP (melalui program beasiswa studi lanjut).
“Yang luar biasa, untuk angkatan pertama dari anak Kampung Sri Rahayu akan lahir sarjana dari Fakultas Agama Islam (FAI). Dua tahun lagi bisa lulus, dan total tiga tahun ini sudah ada 12 anak yang kuliah melalui jalur
beasiswa,” terang dia.
Dalam pendampingan dan pembinaan ini, pihaknya menerapkan lima pilar. Yakni, pertama iman dan takwa sebagai pondasi dasar, kedua adalah penyelamatan pendidikan anak-anak dari SD sampai sarjana.
Ketiga adalah ekonomi dengan berbagai kegiatan, keempat kesehatan dan terakhir adalah menyiapkan tempat tinggal yang layak.
Baca Juga : Mahasiswa FAI Plus UMP Raih Dua Penghargaan Lomba MTQ Nasional
“Lima pilar ini yang menjadi permasalahan masyarakat kecil (Kampung Sri Rahayu) untuk mengangkat derajat dan kesejahteraan mereka,” kata Bayu.
Fokus pembinaan dan pendampingan PSDK, lanjut dia, sekarang tidak hanya fokus untuk warga Kampung Sri Rahayu saja, namun juga untuk umum.
Seperti komunitas dhuafa dengan berbagai latar belakang, mulai pengemis, pengamen, pemulung, tukang becak, tukang parkir, buruh harian, PRT dan pedagang kecil.
“Sekarang yang kita bina ada sekitar 3.750 KK atau 20 ribu jiwa. Khusus dari Kampung Sri Rahayu ada 250 KK atau 400 jiwa,” ujarnya. (aw-7)