SEMARANG – Willem Tutuarima, seorang tokoh penting dalam sejarah Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jawa Tengah, berbagi kisah perjuangannya dalam membentuk dan mengonsolidasikan partai di masa awal. Pria yang akrab disapa Willy ini memiliki peran strategis dalam konsolidasi PDI di tingkat daerah hingga akhirnya berkembang menjadi PDI Perjuangan.
Peran dalam Pembentukan PDI di Jawa Tengah
Willem, yang lahir pada 25 April 1949 dan kini berusia 75 tahun, adalah sosok sentral dalam pergerakan politik PDI di Jawa Tengah sejak era Orde Baru. Pada tahun 1994 hingga 1996, ia aktif mengatur konsolidasi partai di berbagai daerah melalui berbagai cara, termasuk menghadirkan tokoh-tokoh penting seperti Megawati Soekarnoputri dalam berbagai acara.
Saat itu, rumahnya di Jalan Kiai Saleh No. 10A, Semarang, menjadi pusat konsolidasi dan pergerakan politik. Namun, aktivitasnya tak luput dari pengawasan ketat aparat keamanan, baik dari kepolisian maupun intelijen pemerintah.
Perlawanan terhadap Orde Baru dan Pemilu 1997
Pada Pemilu 1997, PDI menghadapi tekanan berat dari pemerintah Orde Baru. Salah satu strategi yang dilakukan adalah menginstruksikan kepada para kader dan simpatisan untuk tidak mencoblos dalam pemilu sebagai bentuk perlawanan. Slogan yang diusung saat itu adalah “Warga PDI yang Baik Tidak Mencoblos dalam Pemilu 1997.”
Willem mengisahkan bagaimana spanduk-spanduk kampanye ini didukung oleh Wali Kota Semarang saat itu, Sutrisno Suharto. Selain itu, distribusi kaos dengan pesan serupa juga dilakukan secara masif di berbagai kabupaten dan kota.
Konferensi Daerah dan Konsolidasi Partai
Pada 23 Juli 1996, di tengah tekanan politik yang kuat, Willem dan rekan-rekannya berhasil mengadakan Konferensi Daerah (Konverda) di rumahnya. Acara ini menjadi momentum penting dalam perjuangan membangun kekuatan PDI di Jawa Tengah.
Namun, karena situasi semakin sulit, Konverda berikutnya digelar di lokasi lain. Dengan strategi pengalihan perhatian, Willem dan timnya membuat kesan bahwa acara akan diadakan di Solo, sehingga aparat fokus ke sana. Padahal, pertemuan sebenarnya tetap dilakukan secara tertutup di Semarang.
Kemenangan PDI Perjuangan di Pemilu 1999
Setelah melewati masa-masa sulit, PDI yang kemudian bertransformasi menjadi PDI Perjuangan, akhirnya meraih kemenangan besar pada Pemilu 1999. Di Jawa Tengah, partai ini menang mutlak dengan perolehan suara yang signifikan. Dari 100 kursi DPR RI yang tersedia, 49 di antaranya diraih oleh PDI Perjuangan, menjadikannya kekuatan politik utama di provinsi tersebut.
Pesan untuk Generasi Muda
Sebagai seorang senior dalam perjuangan politik, Willem Tutuarima berpesan kepada generasi muda agar tidak ragu terjun ke dunia politik. Ia menekankan pentingnya loyalitas kepada partai, tunduk pada keputusan organisasi, serta menjalankan ideologi partai dengan penuh dedikasi.
Menurutnya, kaderisasi dalam partai harus diperkuat, dengan proses yang jelas dan terstruktur. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga integritas organisasi serta mewaspadai ancaman dari dalam yang bisa melemahkan perjuangan partai.
Harapan untuk Demokrasi di Indonesia
Mengenai kondisi demokrasi saat ini, Willem menegaskan bahwa sistem hukum harus ditegakkan dengan adil dan tanpa intervensi politik. Ia berharap demokrasi Indonesia benar-benar berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, serta mengutamakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
“Demokrasi harus berjalan sesuai konstitusi, bukan sekadar kepentingan politik sesaat, ” terangnya.