BANYUMAS -Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) asal Banyumas memprakarsai pembentukan kelompok wanita tani Desa Bantar Kecamatan Jatilawang.
Pembentukan itu tercetus selama mereka melakasanakan KKN-Tematik sesuai domisili. KKN di daerah asal ini saat ini diterapkan kampus-kampus selama ada Pandemi Covid-19. Kegiatan KKN-T dilakukan selama 40 hari terhitung sejak tanggal 12 Juni hingga 22 Agustus.
Kelompok KKN-T yang beranggotakan Ninda Anggita, Dhika Kintania Primadani, Muhammad Syafi Cholidin, Anggita Annisa Yuniasari dan Agita Dani Nurbaiti berusaha menciptakan suasana baru bagi para petani wanita di Desa Bantar.
Ninda mengatakan, program bertema pertanian yang digagas untuk petani wanita bertujuan untuk meningkatakan produktivitas serta memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Desa Bantar memiliki potensi pertanian yang sangat luar biasa. Sebagian besar wilayah Desa Bantar berupa hamparan lahan pertanian.
Mata pencaharian masyarakat di Desa Bantar didominasi oleh petani. Lahan pertanian di Desa Bantar tidak pernah absen ditanami tanaman semusim. Usai panen padi, petani aktif menanam palawija.
Komoditas utama pertanian Desa Bantar yaitu kacang hijau. Selain itu, wilayah Desa Bantar juga terdapat lahan tembakau yang ditanam setiap selepas musim hujan. Kelompok tani di Desa Bantar dibagi menjadi lima. Yakni Kelompok Tani Tirta Sari, Kelompok Tani Ngudi Makmur, Kelompok Tani Tawakal, Kelompok Tani Ngudi Makmur, dan Gabungan Kelompok Tani Budidaya.
Kondisi pertanian yang baik dari seluruh kalangan masyarakat di Desa Bantar, menciptakan ide mahasiswa KKN-T untuk membentuk Kelompok Wanita Tani. Ide tersebut didasari oleh belum terbentuknya Kelompok Wanita Tani di Desa Bantar. Dengan izin dan bantuan dari Pemerintah Desa Bantar yang dipimpin Purwanto, A. Md serta PPL Kecaman Jatilawang, program tersebut mulai digarap awal masa pelaksanaan KKN.
“Saya berharap adanya pembentukan kelompok wanita tani di Desa Bantar dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan sehingga kedepannya dapat eksis, dan bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah” kata Trisula selaku PPL Jatilawang.
Kelompok Wanita Tani yang kini diberi nama KWT Dewi Sri beranggotakan 15 orang diketuai oleh Ny Rasinah. Pembentukan dilaksanakan secara bertahap mulai dari pembentukan struktur kepengurusan, sosialisasi serta praktik.
Tanaman yang dibudidayakan oleh KWT Dewi Sri yaitu tanaman hortikultura. Metode bertanam yang digunakan adalah menggunakan polybag dan metode vertikultur. Tidak hanya menanam, KWT Dewi Sri juga diberi praktik pembuatan pupuk organic cair (POC), pembuatan pestisida nabati, pembuatan kompos, dan cara penanganan hama penyakit tanaman. Tanggapan positif dari seluruh pihak dan antusiasme para anggota mendukung kegiatan KKN-T IPB di Desa Bantar.
“Adanya program tersebut diharapkan mampu memotivasi para anggota dan masyarakat untuk bertani dan lebih produktif sehingga dapat memperoleh manfaat lebih,” kata Trisula. (G22-)