PURWOKERTO – Bukit yang ada di atas jalur kereta api antara Notog – Kebasen longsor, Rabu (28/10) malam. Tanah longsor menimbun rel ganda kereta api tepat di depan terowongan Kebasen membuat beberapa perjalanan kereta api terhambat.
“Pada hari Rabu 28 Oktober 2020, pukul 22.50 pusat pengendali KA Daop V Purwokerto menerima informasi dari masinis KA Dwipangga bahwa di antara stasiun Notog-Kebasen, tepatnya di depan terowongan, bahwa ada tanah longsor,” terang Manajer Humas Daop V Purwokerto, Supriyanto kepada wartawan, Kamis (29/10).
Atas informasi tersebut, kata Supriyanto, pusat pengendali segera menghubungi petugas di lapangan dan dilakukan penutupan jalur KA. Setelah menerima informasi adanya gangguan perjalanan KA, petugas segera melakukan tindakan pengamanan karena jalur rel ganda tertimbun tanah.
Jalur rel ganda yang tertimbun adalah jalur hulu (jalur ke arah Surabaya) dan jalur hilir (jalur ke arah Jakarta).
“Pukul 00.45 jalur hulu sudah bisa dilewati KA dengan kecepatan normal. Sehingga semua KA, baik arah Purwokerto – Kroya maupun sebaliknya, dilewatkan jalur Hulu yang aman,” jelasnya.
Dia menambahkan usai satu jalur bisa dilalui petugas flying gang segera melanjutkan pembersihan jalur hilir yang masih tertimbun tanah. Pukul 06.40 jalur hilir sudah bisa dilewati dengan kecepatan 20km/jam.
(Baca Juga : Waspadai Longsor dan Banjir pada Masa Pancaroba)
Supriyanto mengatakan akibat jalur kereta tertimbun, beberapa KA terganggu karena terimbas antrian. Diantaranya KA Gajayana relasi Gambir – Malang terganggu 20 menit. KA Bengawan, relasi Lempuyangan-Pasar Senen terganggu 20 menit dan KA Bima, relasi Malang – Gambir terganggu 15 menit
“PT KAI menympaikan permohonan maaf atas gangguan perjalanan KA tersebut. Saat ini petugas terus melakukan normalisasi dan pembersihan tanah di lokasi, serta melakukan perkuatan di tebing,” imbuhnya.
Supriyanto mengatakan memasuki musim penghujan, PT KAI Daop V Purwokerto mendeteksi beberapa titik rawan bencana yang berada di wilayahnya.
Manajer Humas PT KAI Daop V Purwokerto menjelaskan titik rawan bencana itu terdiri dari rawan bencana amblesan lantaran tanah labil, rawan longsor dan juga rawan banjir. wilayah rawan ini tersebar di beberapa titik.
“Sebagai antisipasi, Daop V Purwokerto telah menyiapkan petugas untuk terus siaga dan memantau intensif daerah-daerah rawan bencana alam. Hal ini dikarenakan dalam beberapa hari ini curah hujan cukup tinggi,” terang Supriyanto.
Ia mengatakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan serta kenyamanan perjalanan kereta api, PT KAI Daop V Purwokerto melakukan pemantauan ekstra di sepanjang jalur KA di wilayah Daop 5 Purwokerto
Supriyanto mengungkapkan, wilayah rawan amblesan atau tanah labil, misalnya, berada di antara stasiun Slawi – Prupuk. Rawan longsor di antara Stasiun Songgom – Prupuk, Banjar – Langen, Jeruklegi – Lebeng. Dan untuk daerah rawan banjir adalah antara Stasiun Linggapura – Bumiayu.
“Di titik rawan ini, PT KAI Daop V Purwokerto sudah melakukan langkah-langkah pengamanan serta menempatkan petugas pemantau yang intensif memeriksa dan melaporkan kondisi jalur. Dengan demikian, jika ada peristiwa yang berpotensi mengganggu perjalanan KA bisa segera ditangani,” jelasnya.
Selain menempatkan petugas, PT KAI Daop V juga telah menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS). AMUS ini berisi antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam (untuk jembatan), alat penambat rel, genset dan lampu penerangan dan alat siaga lainnya.
AMUS ditempatkan di lima lokasi yang mudah terjangkau, beserta tim flying gank (unit reaksi cepat). Adapun ima titik lokasinya adalah di stasiun Prupuk, Purwokerto, Kroya, Sidareja dan Kutoarjo.
“PT KAI tetap mengutamakan keselamatan dan keamanan perjalanan KA, beserta penumpang dan barang yang diangkutnya,” tutur Supriyanto. (sgt-1)