PURWOKERTO-Pimpinan DPRD Banyumas mempertemukan perwakilan warga RW 07 dan RW 09 Kelurahan Karangpuncung Kecamatan Purwokerto Selatan dengan sejumlah pengembang perumahan di wilayah tersebut, Senin (21/12), di ruang paripurna.
Fasilitasi pertemuan itu terkait dengan pengaduan warga setempat beberapa waktu lalu, yang mengeluhkan rusaknya fasilitas umum seperti jalan perumahan, terkena banjir karena saluran drainase sempit dan talud longsor akibat tergerus air sungai. Pihak pengembang perumahan yang diadukan dan diundang DPRD, yakni Perumahan Griya Satria Bukit Permata yang dikembangkan PT Bina Agung Damar Buana, Perumahan Karangpucuung Permai (KPP) dan Perumahan Karangpucung Indah (KPI), yang dikembangkan PT Putra Satria Agung (Sapphire Grup). Kemudian Perumahan Puri Taman Emas, dikembangkan PT Indra Cipta Puri Satria, dan Perumahan Vila Saroja.
Ketua DPRD Banyumas, dr Budhi Setiawan mengatakan, permasalahan yang diadukan warga, yakni penyerahan fasilitas umum (Fasum) di Perumahan Karangpucung Indah ke pemkab belum dilakukan di RT 6/RW7. Padahal pembangunan sudah dilakukan sejak tahun 2004-2005.
Kemudian penanganan banjir di Perumahan Karangpucung Permai di RT 7/RW 7 karena terdampak pengembangan Perumahan Griya Satria Bukit Permata dan Perumahan Puri Taman Emas.
Selanjutnya, lanjut Budhi, permintaan normalisasi Kali Bersole yang mengerus tanah makan di RW 7 dan 9. Selanjutnya, tuntutan perbaikan dinding talud drainase yang runtuh, di lokasi perbatasan Kelurahan Karangpucung dengan Desa Sidabowa yang ada di Perumahan Puri Taman Emas.
Tuntutan kelima, kata Budhi, warga minta perbaikan tembok keliling yang runtuh di jalan masuk Perumahan Puri Taman Emas.Dan keenam, lanjut dia, perbaikan jalan dari Tambakbatu sampai dengan jalan SD Impres, tembus dengan pintu gerbang Perumahan Griya Satria Bukit Pratama, dan perbaikanperbaikan Jl Pembina dan Jl Wanasdadi I.
“Kita pertemukan pihak-pihak terkait supaya langsung ada solusi. Sebelumnya kita juga sudah tinjau ke lokasi,” kata Budhi membuka dialog.
Juru bicara warga, Iteng Yudo F Setiono mengatakan, sebelum bermunculan perumahan di wilayah tersebut, warga setempat tidak mengalami kebanjiran, termasuk tanah makam tidak tergerus banjir.
“Fasum seharusnya sudah diseahkan ke pemkab, sehingga kalau ada kerusakan bisa ditangani dengan anggaran pemkab, tapi ini sudah lama belum diserahkan. Sungai yang menggerus tanah makam, harus dinormalisasi. Kalau tidak lama kelamaan, makamnya bisa hilang,” kata ketua MPC Pemuda Pancasila ini.
Menurutnya, jalan yang rusak jika tidak segera diperbaiki oleh pihak perumahan, maka warga akan menutup dan menghentikan setiap truk pengangkut material proyek.
Agung, perwakilan warga Perumahan Karangpucung Permai menyampaikan, pihaknya minta kepastian pihak pengembang untuk menyelesaikan kewajibannya. Pasalnya sudah berulang kali pihak pengembang ditemui, namun tidak ada tindak lanjutnya.
(Baca Juga : 50 Anggota DPRD Banyumas dan 14 Struktural Setwan Jalani Tes Swab )
“Masalah ini sudah kita sampaikan sejak Januari, dan sudah persuasif ke developer, tapi belum ada etikad baik. Selama ini, kita menagani sendiri kalau terkena banjir dan pebaikan-perbaikan. Makanya pertemuan ini, harus ada kepastian,” mintanya.
Pembangunan 2004-2005
Iqbal, perwakilan dari PT Putra Satria Agung mengatakan, sejak pembangunan dimulai tahun 2004-2005, semua terkait perizinan sudah dipenuhi. Namun saat itu terkait penyerahan fasum belum sekuat sekarang. Pihaknya menyatakan, maksimal Januari 2021, fasum sudah diserahkan ke pemkab.
“Sebelumnya suah ada surat dari dinas terkait untuk penyerahan fasum, saat ini sedang kita siapkan berkas-berkas. Tidak ada lasan kita mau menunda, tapi karena memang ada beberapa syarat yang belum lengkap dan sedang kita siapkan,” katanya.
Achmad Setiawan, perwakilan PT Bina Agung Damar Buana (Perumahan Griya satria Bukit Permata) mengatakan, saat ini masuk tahap keempat pengembangan perumahannya. Tahap satu sampai tiga sudah selesai.
“Antisipasi penanganan, jalan yang rusak sudah mulai kita perbaiki, yaitu dengan saluran yang berhimpit diperbaiki. Jalan yang ambles juga sudah kita urug. Untuk itu juga sudah kita keruk dua kali, namun belum sepurna karena alat tidak bisa masuk sampai bawah,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga membangun penahan tanah dengan bronjong. Namun, diakui, sekarang terhenti karena truk pengangkut material tidak bisa masuk (setelah ditutup warga-red). Hasil pertemuan, pihak pengembang menyatakan kesanggupan sece[atnya menyerahkan fasum, melakukan perbaikan jalan dan drainase. Asalknya segera diberi akses jalan untuk membawa bahan material ke lokasi. Pihak warga sementara menyatakan menerima dan menunggu realisasi hasil pertemuan tersebut. (aw-3)