PURWOKERTO-Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golkar Kabupaten Banyumas yang sudah disiapkan paniia dan dihadiri peserta pemegang suara, akhirnya tak bisa dilanjutkan, di Hotel Aston Imperium Purwokerto, Minggu (27/12/2020).
Alasannya, utusan dari DPD I Jawa Tengah, yang sudah dalam perjalanan, tiba-tiba membatalkan mendadak, tidak hadir di musda tersebut. Padahal syarat terlaksananya musda kabupaten/kota, harus dipimpin dan dihadiri utusan DPD I, yang juga memiliki suara.
“Ini belum sampai dibuka acara musdanya. Ketua DPD II Banyumas (Supangkat) mengumumkan, bahwa sudah menerima telepon dari utusan DPD I (Ferry), wakil ketua DPRD Jateng, tidak bisa datang. Sampai Temanggung, yang bersangkutan kembali ke Semarang,” kata Steering Committe Musda X Golkar Banyumas, Haris Subiyakto, di lokasi musda.
Peserta yang tadinya sudah masuk ruangan musda, kemudian memilih menunggu situasi dan keluar ruangan, namun tidak langsung pulang. Dari pantauan, banyak peserta mengaku bingung dan kecewa, karena mereka sudah datang. Terutama dari pengurus kecamatan (PK), pendiri partai dan sejumlah organisasi sayap.
(Baca Juga : Pelaksanaan Musda Golkar Banyumas Terlambat )
Karena tidak dihadiri DPD I, kata dia, maka otomatis Musda X Partai Golkar ini tidak bisa dilaksanakan. Sehingga diambil keputusan ditunda smapai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Dia mengakui, sebenarnya musda ini sudah direncanakan sesuai mekanisme yang ada. Yakni terjadwal, sudah dibuatkan buku panduan musda, dan peserta sudah lengkap datang.
“Jawaban dari DPD 1, memberitahuakan ada sesuatu yang harus diselesaikan hari ini (kemarin-red). Jadi musda ya ditunda dnegan tema tanggal dan waktu yang belum bisa ditentikan,” katanya.
Hindari Konflik Internal
Penundaan tersebut dimungkinkan jika musda tetap dilaksanakan tidak bisa berjalan sesuai arahan dan instruksi DPP dan DPD I, bahwa untuk pemilihan ketua di seluruh kabupaten/kota dan provinsi diharapkan dengan model aklamasi, kendati muncul sejumlah kandidat.
Hal itu untuk menghindari konflik internal, dan pelaksanaan musda tidak kondusif. Sementara yang kubu calon, ada yang menghendaki aklamasi dan melalui voting (suara terbanyak). Menduga bakal terjadi kondisi yang tidak kondusif, sehingga utusan DP I memilih balek arah, kembali ke Semarang.
Terkait hal itu, Haris tidak mengelak. Kondisi yang terjadi diluar forum musda, yang tersirat, katanya, memang ada dua calon. Yakni Dodet Suryandaru dan Arif Dwi Kusuma, keduanya anggota DPRD Banyumas.
“Karena belum ada pencalonan kan belum bisa diketahui siapa saja yang resmi maju, tapi yang tersirat memang muncul dua calon itu,” ujarnya.
Humas panitia pelaksana Musda X Golkar Banyumas, Edy Sarwono mengatakan, mekanisme musda, di antaranya dengan agenda memilih ketua, sekarang disyaratakan harus melalui aklamasi. Namun kondisi tersebut belum bisa terlaksana, karena musda dibatalkan oleh DPD I
“Karena mekanisem aklamasi tidak bisa dilaksanakan, mungkin ini yang menjadi alasan DPD I membatalkan datang. Harapannya musda bisa berjalan kondusif,” kata wakil ketua pemenangan pemilu DPD II Golkar Banyumas ini.
Menurutnya, peserta musda sudah datang lengkap. Ada 32 suara yang berhak memilih ketua periode 2020-2024. Yakni 27 pengurus kecamatan dan lima suara di luar PK. Seperti Soksi, pendiri, AMPG dan DPD I. UntuK PK masing-masing satu suara. (aw-3)