PURWOKERTO-Peringatan HPN (Hari Pers Nasional) ke-74 tahun 2021 dan HUT PWI (Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia) ke-75, Selasa (9/2/2021), diharapkan menjadi momentum untuk menguatkan kembali jalinan kemitraan antara insan pers dengan pemerintah daerah. Pers diminta tetap menjadi lokomatif perubahan dan membantu mengawal pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
“Fungsi kontrol dari wartawan (media) itu sangat penting bagi kita, supaya tahu keadaan sekitar. Ibaratnya mata kita (pemkab) kan hanya dua, sedangkan mata wartawan banyak. Sepanjang tidak menyerang pribadi, kita legowo saja saat dikritik. Kalau menyerang pribadi kadang mangkeli, rasanya mak dek (di hati-red),” kata Bupati Banyumas Achmad Husein, saat memberikan sambutan pada acara tasyakun peringatan HPN dan HUT PWI, di Balai Wartawan Purwokerto, Selasa (9/2/2021).
Pihaknya juga membuka diri untuk terus memperkuat jalinan kerjasama yang sudah terbangun dengan insan-insan pers dan media massa. Ke depan, diharapkan media tetap bisa eksis dan maju kendati kondisi saat ini dianggap sangat berat.
“Saya juga titip, karena ini (peringatan HPN) masih masa pandemi Covid-19, tolong dijaga kesehatan dan kesalamatan diri masing-masing,” pesannya.
Pesan lain yang dititipkan lewat media untuk diteruiskan ke masyarakat, kata Husein, aturan yang dibuat pemerintah, termasuk provinsi dan kabupaten terkait penanganan dan pengendalian Covid-19, untuk mensejahterahkan menyelamatan masyarakat secara luas.
(Baca Juga : PWI : Soal Korona, Jangan Gegabah Bagikan Informasi )
Aturan yang dibuat pemerintah, tandas dia, itu bagian dari solusi atas masalah yang terjadi di tengah masyarakat, seperti soal Covid-19 sekarang ini. Sehingga peran media sangat penting dan strategis untuk ikut memberikan penyadaran ke masyarakat, bahwa aturan yangsaat ini dibuat untuk melindungi masyarakat.
Husein mengilustrasikan, hasil diskusi dengan ahli terkait, seandainya dari awal masyarakat di Banyumas ini dibiarkan atau dibebaskan tidak ada penanganan Covid-19, maka kemungkinan besar 80 persen dari sekitar 1,6 juta jiwa penduduk Banyumas bakal positif. Dari jumlah itu, nilai dia, ada sekitar lima persen meninggal.
“Tinggal pilih, mau selamat (kesehatan) atau ekonomi maju, tapi keselamatan jiwa diabaikan. Kita juga tidak mungkin ekonominya maju sendiri, sementara negara lain juga mengalami kondisi sama (terdampak Covid-19),” ujarnya.
Ketua PWI Banyumas, Lilik Darmawan mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak kehidupan di dunia pers. Ia menyebut, ada dua pukulan berat yang dialami media. Sebelum pandemi, media mengalami distruksi, yakni era perubahan besar-besaran dengan hadirnya media sosial.
“Ini menjadi tantangan bagi media mainstrem di tengah upaya menyesuaikan perubahan ini. Media mainstrem masih punya kekuatan, mereka punya data dan informasi, juga berfungsi edukasi, dan memiliki sistem untuk memberikan informasi yang benar, cover both side dan berimbang,’ katanya.
Informasi yang banyak muncul di media sosial, katanya, di satu sisi bisa menjadi pembuka informasi awal. Maka, selanjutnya, kewajiban media mainstrem harus bisa melakukan verifikasi dan menjadi penjernih informasi dan berita-berita hoax di media sosial yang muncul.
Pukulan kedua, lanjut Lilik, yakni pandemi Covid-19 yang sudah berjalan setahun terakhir ini. Sehingga gerakan bersama pemerintah dengan media sangat dibutuhkan untuk mempercepat penanggulangan Covid-19, termasuk di daerah. (aw-3)