PURWOKERTO – Salah satu bakal calon ketua umum KONI, Sutarno mengaku telah mengirim surat permohonan kepada Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) dan Bupati Banyumas. Latar belakangnya, dia menemukan adanya ketidaksesuaian dalam tahapan penjaringan ketua KONI kali ini.
Ketidaksesuain itu, nilai dia, terlihat sejak Rakerkab yang terkesan mendadak. Mestinya sosialisasi sudah dilaksanakan Januari lalu, karena hal ini menyangkut konstitusi olah raga di Banyumas.
“Ini ada sesuatu yang tidak pas, kan saya harus ikut mengingatkan. Saya ini di olah raga (sepakbola) sejak 1987. Dan saya sekarang jadi komisi pengamanan sepakbola Jateng. Sejak zamannya Pak Tarjo, Prof Rubiaynto, dr Tri Waluyo Basuki, Suherman. Aturan lain dalam olah raga, sedikit banyak kan saya tahu,” katanya, Selasa (2/3).
Dalam surat permohonan itu, lanjut dia, juga disebutkan dukungan cabor harus ada kop surat remi. Alasannya, namanya badan, institusi, atau maupun organisasi apa pun sampai ke tingkat RT harus menggunakan kop surat tersebut.
“Saat itu saya minta dibacakan secara terbuka, termasuk dukungan ke saya. Silakan dibacakan. Ini untuk mengecek sah tidaknya surat dukungan itu. Tapi panitia tidak mau. Makanya waktu itu saya minta untuk menjamin dukungan supaya aman, disimpan di Dinporabudpar,” tandasnya.
(Baca Juga: Merasa Ditervensi, Anggota TPP Ketua Umum KONI Mengundurkan Diri)
Dia menilai, panitia penjaringan memberikan persyaratan mendapat dukungan 33,3 persen. Sementara sosialisasi rencana Musorkab KONI juga tidak dilakukan sebelumnya.