BANYUMAS – Sedikitnya seniman dari 26 sanggar tari unjuk kebolehan pada peringatan “Ngibing Bareng” dalam rangka Hari Tari Sedunia di komplek pendapa Yudhanegara atau Duplikat Si Panji, Kecamatan Banyumas, Minggu (11/4/2021). Selain peringatan itu, para seniman ini juga tampil memeriahkan peluncuran pariwisata “Banjoemas Kota Lama”.
Ketua panitia, Hari Mulyono mengatakan, momentum Hari Tari Sedunia ini menjadi titik awal untuk pengembangan destinasi wisata Kota Lama Banyumas. Oleh karena itu, dia mengemas even budaya ini sebagai suguhan bagi wisatawan yang ingin berkunjung.
“Ke depan nanti kan wisata budaya, religi dan sejarah. Kita juga sudah mulai mengembangkan ke desa-desa sebagai pendukung. Tapi ring satunya tetap di Kota Lama,” kata Ketua Lembaga Penggerak Pariwisata Banjoemas Kota Lama (Lempengparimas) ini.
Dia mengatakan, kekuatan wisata kota lama didukung oleh masyarakat yang diintegrasikan dengan alam. Yakni, keberadaan sungai Serayu yang juga sangat mendukung pengembangan wisata.
(Baca Juga: Banyumas Segera Miliki Rumah Lengger)
“Untuk wacana wisata Kota Lama ini kita bergerak dari bawah. Sebagai bentuk dukungan untuk konsep wisata sejarah dan budaya Kota Lama Banjoemas yang sedang disusun Pemkab Banyumas. Dan sudah mulai menggeliat,” kata Camat Banyumas Abdul Kudus.
Menurut dia, titik awal wisata sejarah dan budaya di Kota Lama ini sudah menjadi gagasan sekira 10 tahun lalu. Namun, pada tahun 2020, masyarakat bersama Pemkab Banyumas berupaya mewujudkan gagasan tersebut.
Di tempat ini, ada sejumlah peninggalan sejarah menjadi bagian yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Di antaranya bangunan peninggalan yang dulu menjadi pusat pemerintahan kadipaten Banyumas, sebelum pusat pemerintahan pindah ke kota Purwokerto. Selain itu ada sumur tua dan lainnya.
Desa Penyangga
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan pengembangan kota lama Banyumas akan mendapat dukungan10 desa penyangga. Ini akan menjadi modal utama untuk mengembangkan wisata, seperti potensi budaya dan sejarah.