PURWOKERTO-Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) siap menggelar ‘hybrid learning’ (perkuliahan secara hibrida) yakni menggabungkan perkuliahan tatap muka dan melalui daring secara bersamaan.
Rektor UMP Dr Jebul Suroso mengatakan, untuk mendukung hal itu, UMP telah menyiapkan berbagai perangkat dan media pembelajaran tatap muka salah satunya dengan model ‘hybrid learning’.
“Pak Wakil Rektor I dan teman-teman di fakultas sudah menyiapkan pembelajaran tatap muka dengan ‘hybrid learning’. Model penggabungan ini supaya bisa mengakomodasi berbagai masukan, terutama dari kalangan mahasiswa,” katanya, kemarin.
Dalam pembelajaran tatap muka tersebut, katanya, kapasitas ruang kuliah yang sebenarnya mampu menampung 60 mahasiswa. Namun di masa pandemi ini akan dipangkas sepertiganya, sehingga hanya diisi oleh 20 mahasiswa per ruangan.
Sementara mahasiswa lainnya, lanjut Jebul, akan mengikuti perkuliahan di luar kampus, baik di luar ruangan maupun di rumah masing-masing dengan menggunakan perangkat telepon pintar atau komputer yang mereka miliki.
“Itu karena kami memberlakukan protokol kesehatan yang ketat. Ada ketentuan bagi mahasiswa sebelum masuk Purwokerto, sebelum masuk kampus, sebelum masuk ruangan kuliah, dan selama menjalankan aktivitas di dalam ruangan,” katanya.
(Baca Juga : Dosen Fikes UMP Ciptakan Game Online Untuk Edukasi Mitigasi Bencana)
Ajukan Perizinan
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kerjasama, Ir Aman Suyadi MP mengatakan, UMP telah mengajukan perizinan penyelenggaraan pembelajaran tatap muka tersebut ke Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas. Menurutnya, perkuliahan secara hibrida tersebut akan dilaksanakan di semua fakultas dan program studi yang ada di UMP.
“Ini merupakan pilihan, mahasiswa tidak harus mengikuti pembelajaran tatap muka. Universitas berkomitmen memberikan layanan untuk pembelajaran tatap muka,” katanya.
Secara keseluruhan, pihaknya menyiapkan pembelajaran tatap muka bagi 3.000 mahasiswa atau sekitar 30 persen dari total mahasiswa UMP yang mencapai kisaran
10.000 orang.
Kendati nantinya jumlah mahasiswa yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka hanya sebesar 10-20 persen dari kapasitas ruangan, pihaknya akan tetap melayani mereka.
“Kami pastikan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di ruangan maksimal 30 persen dari kapasitas yang tersedia, selebihnya mengikuti perkuliahan secara daring dengan perangkat masing-masing,” katanya. (aw-)