PURWOKERTO – Gegara syarat yang ketat untuk melakukan perjalanan pada masa penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, puluhan orang rela mengantre sisa jatah vaksin Covid-19 di sela pelaksanaan vaksinasi massal di Gelanggang Olah Raga (GOR) Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (3/7/2021).
Sebagian besar di antara mereka merupakan warga yang ingin mendapat kartu vaksin yang kini menjadi syarat melakukan perjalanan jarak jauh.
Salah satunya yaitu, Abdul Hamid (42) warga Banyumas. Dia mengaku hendak berangkat kerja ke Cilegon, Jawa Barat dengan menggunakan bus. Namun pihak agen bus meminta syarat calon penumpang harus menunjukkan kartu vaksin.
“Biasanya hanya antigen saja. Pulang pergi swab, aman-aman saja. Sekarang ada PPKM (penerapan pembatasan kegiatan masyarakat) Darurat, harus vaksin. Saya KTP Banyumas. Sudah tahu ada pendaftaran online “Vaberaya”. Tapi kuotanya terbatas. Jadi terpaksa ke sini,” ujarnya.
Dia mengatakan, aturan baru yang ketat ini cukup merepotkan. Sebab, benar-benar membatasi mobilitas masyarakat.
Hampir serupa, Andri Jatmiko (20), mahasiswa asal Bekasi, mengaku harus menunggu hingga kegiatan vaksinasi massal yang merupakan program Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas berakhir. Dia ingin memanfaatkan jatah warga yang tidak hadir di lokasi vaksinasi, meski sudah terdaftar ada program “Vaberaya“.
“Ini mau balik ke Bekasi. Orang tua di sana, saya kuliah di Purwokerto. Mau pulang tapi nggak bisa karena PPKM Darurat. Baru tahu ada aturan wajib bawa kartu vaksin waktu PPKM,” tuturnya.
Syarat Perjalanan
Sebagai informasi, sesuai Surat Edaran (SE) Gugus Tugas Covid-19 No.14/2021 tentang syarat perjalanan dalam negeri selama PPKM Darurat, pengguna moda transportasi jarak jauh baik laut, darat maupun udara dari dan ke Jawa serta Bali harus menunjukkan kartu telah divaksin minimal dosis pertama, hasil RT-PCR yang berlaku maksimal 2X24 jam atau antigen 1×24 jam.
(Baca Juga: Vaksinasi Massal di GOR Satria Banjir Peminat)
Aturan ini membuat Andri nekat ikut mengantre vaksinasi massal di GOR Satria meski dia tidak terdaftar pada aplikasi “Vaberaya”. Dia beralasan, harus segera menemui orang tuanya di Bekasi.
“Naik kereta sekarang juga harus pakai kartu vaksin juga. Saya sampai harus buat surat keterangan domisili di kelurahan biar bisa ikut vaksin. Tapi banyak persyaratan, harus ada tes antigen negatif. Biaya memang tidak ada, tapi syaratnya lebih ketat,” jelasnya.
(Baca Juga: Masyarakat Serbu Pendaftaran Vaksinasi Covid Massal di Polresta Banyumas)
Berdasarkan pantuan di lokasi, kurang lebih 40 orang yang mengantre sejak pukul 09.30 untuk mendapatkan sisa jatah vaksin program Vaberaya. Petugas dari Dinas Kesehatan Banyumas meminta mereka menunggu hingga pukul 12.00 setelah warga yang terdaftar program tidak hadir.
Terkait hal ini, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Dwi Mulyanto mengatakan, pihaknya tetap melayani warga yang membutuhkan vaksin meskipun mereka belum terdaftar secara daring.
“Ini paling banyak hari terakhir ini. Alasan apapun perjalanan atau apa terserah. Prinsipnya kan kita hanya melayani orang divaksinasi. Pemerintah kan ada prioritasnya, tenaga kesehatan, pelayan publik, lansia. Lansia belum selesai dioper lagi. Dari kepolisian ada vaksin, karena minat warga tinggi, ya akhirnya dibuka untuk (usia) 18-50. Untuk lansia tetap di Puskesmas,” ujarnya.
Dia menjelaskan, sisa jatah vaksin tersebut berasal dari warga yang sudah mendaftar namun tidak hadir di lokasi. Pada program Vaberaya pekan pertama ini, setiap hari 300 orang mendapatkan vaksin selama 5 hari.
Prioritas
“Akhirnya tadi kami prioritaskan anggota relawan Tagana dulu 10 orang. Setelah itu baru mereka (yang tidak terdaftar) jika masih ada sisa vaksin,” ujarnya, tanpa memerinci jumlah sisa vaksin pada hari terakhir program vaksinasi massal ini.
Dwi menambahkan, warga luar daerah yang menerima dosis pertama vaksin Sinovac di Banyumas dapat mengikuti vaksinasi di tempat asalnya. Sebab, kegiatan ini merupakan program nasional.
“Orang luar (negeri) divaksin di sini juga nggak apa-apa kok, demi kemanusiaan lah. Tidak masalah, yang penting nanti jangka waktu vaksin keduanya sudah disampaikan,” ucapnya. (ns-2)