PURWOKERTO – Wilayah Banyumas Raya (eks Karesidenan Banyumas), meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara, di kenal sebagai daerah militer yang unggul hingga sekarang.
Hal ini harus menjadi kebanggaan semua warga Banyumas Raya, dan terus melanjutkan regenerasi ke depan supaya tidak terjadi gap (kekosongan) generasi.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Bakti agus Fadjari saat di daulat menyampaikan sambutan dalam acara silaturahmi dan gendu-gendu rasa perkumpulan warga Banyumas yang berdinas di kesatuan militer, terhimpun di Serulingmas (Seruan Eling Banyumas), Sabtu (16/10/2021) lalu.
Gelaran acara berlangsung di rumah pribadi Ketua Umum Serulingmas Wisnu Suhardono, Jalan Indra Purwokerto. Sedikitnya ada 21 jenderal dari sejumlah kesatuan yang hadir untuk reuni pasca masa pandemi ini. Pengemasan acara berlangsung santai dengan hiburan tarian lengger dan gamelan tradisional.
Bakti Agus mengatakan, selama ini Banyumas di kenal sebagai daerah militer yang unggul. Karena sejak zaman penjajahan hingga sekarang banyak tokoh-tokoh nasional militer berasal dari daerah ini.
Baca Juga : Ketum Serulingmas Dorong Generasi Muda Jadi Orang Sukses
”Ini juga karena karakter wong Banyumas (cablaka). Saat penjajahan dulu di kenal keras kepala untuk melawan dan mengusir penjajah. Begitu sekarang zamannya berubah, di antaranya kita harus berpolitik, maka kita tidak terlalu unggul lagi,” kata lulusan Akmil angkatan 1987 asal Purwokerto ini.
Keberanian
Menurutnya, daerah yang unggul dalam berpolitik biasanya yang dekat-dekat dengan kerajaan. Seperti Yogyakarta dan Solo. Karena, nilai dia, dari awal sudah di ajari cara berpolitik oleh raja dan punggawa-punggawa di daerah kerajaan itu.
”Tapi dari sisi keberanian, kesetiaan dan keinginan untuk melawan yang tidak baik, ya dari daerah kita inilah (Banyumas Raya-Red). Karena kalau A ya di bacanya A, bukan di baca O,” ujarnya.
Untuk memperkuat perkumpulan anggota TNI yang ada di Serulingmas, pihaknya sudah menginventarsisasi warga Banyumas yang menjadi anggota TNI. Tidak hanya di kesatuan angkatan darat saja, namun juga kesatuan yang lain.
”Pada saatnya kita nanti bisa bersilaturahmi dalam skala besar, seperti yang para sesepuh dan senior dari Banyumas Raya harapkan. Seperti Bang Wuryanto ini. Beliau sudah menelorkan tiga orang generasi penerus di TNI (keluarga). Begitu pula saya, dua orang juga lanjut masuk di TNI,” katanya mencontohkan.
Supaya gap generasi yang berkiprah dan mengabdi di TNI dari Banyumas tidak putus, ia sepakat mendorong anak-anak muda dan dari keluarga besar TNI asal Banyumas Raya yang masih aktif agar mentradisikan ada regenerasi yang melanjutkan.
Baca Juga : Ketum Serulingmas Bantu 100 Peti Mati Untuk Korban Covid-19
”Dulu kalau ada pengiriman dari Submanda Purwokerto, sekitar 75 orang, separoh lebih biasanya masuk. Tapi sekarang kelihatannya tersebar di seluruh Indonesia. Ini karena ada kebijakan daerah-daerah yang belum memunculkan TNI menjadi prioritas. Jadi daerah yang sudah banyak ada militernya di kurangi, baik dari perwira, bintara dan tantama,” katanya.
Kualitas SDM
Kondisi tersebut, kata dia, memang menjadi tantangan tersendiri. Kendati demikian, untuk masuk ke TNI, katanya, tetap mengutamakan kualitas SDM.
Dalam forum itu, Wakasad berpesan, mereka yang masih berada (berdinas) di Jawa Tengah, termasuk di Banyumas untuk terus menjaga silaturahmi dan menguri-uri perkmpulan Serunglimas yang di daerah.
Dia mencontohkan, seperti Kepala BIN Daerah Jateng, Brigjen TNI Sondi Siswanto, Danrem 071 Wijayaksusuma Kolonel Inf Dwi Lagan safrudin dan Kodim 0701 Banyumas Letkol Inf Candra.
”Saya dan temen-teman lain yang berdinas di Jakarta, menjaga yang ada di pusat. Begitu pula yang berada di daerah lain. Pada saatnya kita akan bersilaturahmi skala besar,” katanya.
Wisnu Suhardono mengatakan, sejak bergabung di Serulingmas tahun 1992-an, ia sudah di minta para senior untuk membantu mengurus warga Banyumas yang berada di kesatuan TNI. Posisinya tidak aktif di kemiliteran, namun di dunia usaha, sebagai pengusaha migas nasional dan pernah berkiprah di politik kepartaian.
”Gap generasi yang ada, saya lihat sekarang setelah di atas setingkat Letkol dan Mayor. Sedikit sekali sekaarang dari Banyumas yang menjabat seperti Pak Wakasad ini. Penurunannya sampai 20 persen sendiri,” nilai dia.
Menurutnya, semua profesi di anggap baik. Namun tentang ke-TNI-an, tidak boleh ada kekosongan generasi dari Banyumas Raya. Ini mengingat sejarah, bahwa Panglima Besar Jenderal Soedirman, juga berasal dari daerah ini (kelahiran Rawalo).
Begitu pula tokoh-tokoh besar lain, seperti Jenderal Gatot Subroto, Supardjo Rustam, Susilo Sudarman dan lainnya.
”Pesan dari para senior, saya ini di titipi untuk terus menguri-uri TNI dari Banyumas yang bergabung di Serulingmas. Kalau tidak di dukung dari semua yang masih aktif, berat secara moral beban saya ini,” kata Wisnu.(aw-7)