PURWOKERTO – Guna mempromosikan produk-produk ecoprint, warga Bobosan menggelar fashion show di Tengah Sawah, Minggu (21/11/2021).
Produk ecoprint sendiri di produksi oleh Bank Sampah Srayan Makarya, tempatnya di Jalan Kamandaka Gang Gunung Wilis No 24 Purwokerto Utara.
Fashion show yang di lakukan di tengah sawah ini bertujuan untuk menggambarkan penggunan bahan-bahan alami ecoprint berasal dari alam.
Ini selaras dengan suasana pagelaran fashion show di tengah-tengah sawah nan alami, sehingga menangkap pesan sebagai manusia akan selalu bergantung terhadap alam untuk memenuhi kebutuhan.
Produk-produk yang di tampilkan dalam pagelaran Fashion Show tersebut, berupa kain dengan motif daun jati, daun jarak dan bunga-bungaan yang menghasilkan warna, serta perpanduan warna-warna cerah, seperti hijau, pink, kuning dan oranye.
Tak hanya kain dengan motif dedaunan dan bunga-bungaan, pagelaran fashion show juga menampilkan berbagai model pakaian. Seperti rok dengan motif ecoprint, gamis dengan perpaduan ecoprint, kaos, dan lain sebagainya.
Bahan-bahan ecoprint sendiri berasal dari dedauanan dan bunga-bungaan. Media untuk mencetak dedaunan dan bunga-bungaan pun dapat menggunakan bahan yang berwarna putih, kaso mukena, tergantung kebutuhan dan keinginan produksi.
Adapun para model yang menampilkan produk-produk ecoprint dan pengrajin ecoprint, tak lain merupakan para anggota dari Bank Sampah Srayan Makarya dan grup Bela-Beli Tangga Dewek.
Bela-Beli Tangga Dewek adalah grup yang menjadi wadah masyarakat Bobosan untuk memperjual-belikan produk-produk UMKM, termasuk produk Ecoprint ini. Grup tersebut di hadirkan dalam media chat WhatsApp.
Menurut penuturan Suciati, selaku Humas Seraya Makarya, produk ecoprint dan botanica print Bank Sampah Seraya Makarya biasa warga buat setiap minggu oleh para anggota.
”Jadi ibu-ibu yang tadinya di rumah karena pandemi tidak ada kegiatan. Saya ajak untuk melakukan kegiatan pelatihan ecoprint hasillnya nanti di display dalam fashion show dengan para pelaku Bela Beli Tangga Dewek,” tuturnya menjelaskan.
Pelatihan
Ia pun menuturkan, pelatihan ini baru di lakukan pada April 2019. Saat lockdown pun hanya 5 orang saja yang mengikuti pelatihan. Namun, normalnya pelatihan per kegiatan di lakukan oleh 10 orang.
Ia pun menjelaskan, tahap-tahap pembuatan ecoprint tersebut. Proses pembuatan ecoprint ini sekitar satu minggu. Mulai dari mencuci berih dengan menggunakan sabun yang tidak berbusa.
Kemudian, keringkan kain yang telah di cuci bersih. Jika sudah kering, besoknya di lakukan mordan. Dalam mordan ini terdapat bahan-bahan, seperti tawas, cuka dan tunjung menyesuaikan warna apa yang ingin di hasilkan.
Setelah itu, keringkan atau angin-anginkan. Rendam lagi menggunakan kapur sirih. Setelah kering, bilas sampai bersih. Lalu berlanjut dengan proses ecoprint.
Pada proses ecoprint bunga-bunga dan dedaunan di tata. Lalu, gulung kencang tidak boleh ada udara dan kukus selama 60 menit. Saat mendidih dan panas langsung di buka karena jika sudah kering daunnya akan menempel.
Setelah itu, kain di keringkan dan dapat di gunakan untuk bermacam-macam model pakaian.
Harga yang di banderol pun beragam sesuai dengan model pakaian mulai dari Rp 25 ribu untuk jenis kaos dan kain mulai dari Rp 150 ribu.
Ia pun meuturkan harapannya menggelar fashion show tersebut, yaitu untuk menarik perhatian penonton agar membeli produk ecoprint dari Seraya Makarya.
”Untuk penghasilan, karena baru saya masih proses pemasaran kita punya grup bela-beli atau grup-grup lain. Fashion show ini mudah-mudah menambah income,” jelasnya mengakhiri.(mg01-*)