CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa cuaca ekstrem telah terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap dan sekitarnya pada Jumat 8 Oktober 2022 sampai Sabtu 9 Oktober 2022 pagi, hingga memicu terjadinya bencana banjir di beberapa wilayah.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan, kategori cuaca ekstrem di Cilacap dan sekitarnya itu mengacu hasil pemantauan curah hujan di beberapa wilayah.
(Baca Juga: https:Tinggal di Rawan Bencana, Yuk Siapkan Tas Siaga Bencana!)
Pantauan hujan itu dilakukan pada Jumat hingga Sabtu pagi.
Hasil pemantauan curah hujan itu, menjadikan pihaknya mengkategorikan bahwa telah terjadi cuaca ekstrem di wilayah Cilacap dan sekitarnya.
Berikut ini hasil pemantauan BMKG terkait curah hujan di Cilacap dan sekitarnya pada Jumat 8 Oktober 2022 sampai Sabtu 9 Oktober 2022 pagi:
1.Hujan di Kabupaten Cilacap
Hasil pemantauan curah hujan di Kedungreja mencapai 97 milimeter, Sidareja 165 milimeter, Jeruk legi 345 milimeter, Stasiun Meteorologi Cilacap 115 milimeter, Dayeuhluhur 52 milimeter, Kampung Laut 302 milimeter, dan Tunggul Wulung 246 milimeter.
2. Hujan di Kabupaten Banyumas
Fenomena hujan di Jatilawang mencapai 183 milimeter, Bendung Ketenger 123 milimeter, Rempoah 132 milimeter, dan Sumbang 135 milimeter.
3. Hujan di Banjarnegara
Curah hujan di Mandiraja mencapai 197 milimeter, dan Susukan 194 milimeter.
4. Hujan di Purbalingga
Adapun curah hujan di Losari mencapai 243 milimeter, dan Kalimanah 122 milimeter.
Kategori Cuaca Ekstrem Menurut BMKG
Teguh Wardoyo mengatakan, BMKG mengkategorikan curah hujan ringan hingga ekstrem sebabagi berikut:
Curah hujan dinyatakan ringan apabila dengan hitungan antara 1-20 milimeter per hari.
Kemudian curah hujan dinyatakan sedang apabila dengan hitungan antara 20 – 50 milimeter per hari.
Selanjutnya, curah hujan dinyatakan lebat apabila dengan hitungan antara 50 – 100 milimeter per hari.
Adapun untuk kategori curah hujan sangat lebat yakni 100 -150 milimeter per hari, dan hujan ekstrem lebih dari 150 milimeter per hari.
“Melihat hasil pemantauan curah hujan itu, maka dapat kami simpulkan bahwa hujan lebat hingga ektrem telah terjadi di sejumlah wilayah Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara,” katanya.
Sementara itu, dari hasil pantauan BMKG mengenai Dinamika Atmosfer pada 08 Oktober 2022, sebagai berikut:
Indeks ENSO di NINO3.4 : -0.76 (normal ±0.5) —> signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia.
DMI : -0.67 (normal ±0.4) —> Suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat signifikan. Aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat signifikan.
Sementara itu, gelombang Atmosfer Rossby Ekuatorial, terdapat di sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulsel, Sultra dan Maluku bag selatan.
Tipe Low : terdapat di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua bag selatan.
SST anomali : +1.0 s/d +4.1 °C —> Ada potensi penguapan (penambahan massa uap air ).
“Hal ini yg menyebabkan hujan lebat terjadi, dan masih berpotensi terjadi pada beberapa hari ke depan,” jelasnya.
Lebih dari 200 Keluarga di Cilacap Ikut Terdampak Banjir
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat supaya tetap waspada terhadap bencana banjir dan longsor yang masih berpotensi terjadi.
Sementara itu, hasil kaji cepat tim BPBD Cilacap mendata, bencana banjir di Cilacap telah melanda enam desa di Kabupaten Cilacap. Banjir memicu dampak pada 213 keluarga.
Wilayah terdampak banjir itu masuk kecamatan Kawunganten, Majenang, dan Jeruklegi.
Enam desa itu adalah Desa Bojong di Kecamatan Kawunganten, Desa Salebu di Kecamatan Majenang, Desa Jeruklegi Wetan, Desa Brebeg, Desa Cilibang, hingga Desa Prapagan di Kecamatan Jeruklegi.
Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Widjonardi mengatakan, bahwa banjir pada 6 desa di 3 Kecamatan itu berdampak pada 213 KK yang terdiri atas 852 jiwa.
Adapun jumlah pengungsi mencapai 132 KK.
(Baca Juga: Bencana Banjir Bisa Dicegah, Begini Caranya!)
“Hasil kaji cepat tim BPBD Cilacap ini terhitung hingga Jumat malam pukul 23.00 WIB,” katanya.
BPBD Cilacap bersama pihak terkait hingga saat ini masih terus melakukan penanganan dampak banjir tersebut dan aktif mengupdate informasi secara berkala. (day-6)