Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
SUARA BANYUMAS
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Beranda Banyumasiana Cilacap

Di Cilacap dari 73 Desa Miskin, 37 Di antaranya Kategori Ekstrem

Targetkan Pengentasan Selesai 2024

Selasa, 31 Januari 2023
Topik Cilacap
A A
miskin ekstrem

CILACAP – Dari sebanyak 73 desa miskin yang ada di Kabupaten Cilacap, sebanyak 37 desa di antaranya masuk ke dalam kategori miskin ekstrem. Kategori ini dinilai dari beberapa indikator, yakni kepemilikan jamban, akses air bersih dan jaringan listrik, serta risiko stunting.

”Intervensi dilakukan karena sesuai arahan Presiden bahwa pada 2024 tidak ada lagi desa miskin ekstrem,” kata Pj Bupati Yunita Dyah Suminar dalam Rakor bersama Camat dan Kepala Desa di Ruang Prasanda, Pendopo Kabupaten Cilacap, Kamis (26/1/2023) seperti dilansir suarabanyumas.com dari cilacapkab.go.id.

Hadir dalam rapat ini Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri, sejumlah kepala OPD dan pejabat di lingkungan Pemkab Cilacap, camat dan kepala desa dari wilayah kategori miskin ekstrem.

BacaJuga

BAZNAS Cilacap Buka Program Kurban 2025, Harga Terjangkau Mulai Rp 2,5 Juta

Sinergi Pemda Cilacap dan LAZ GSC, 1000 Sahabat Yatim Diajak Belanja Hingga Doa Bersama

Baca Juga : Jadi Penentu Kualitas Keluarga, Anggota Dharma Diminta Tingkatkan Kapasitas Diri

Rakor ini juga membahas teknis persiapan kunjungan Gubernur Jawa Tengah ke Cilacap pada 1 Februari 2023, terkait intervensi penanganan kemiskinan di wilayah Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga.

Sebagai tindak lanjut, Yunita meminta camat dan kepala desa untuk melakukan survei mendalam terhadap indikator-indikator tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data valid di lapangan, sehingga program yang dilakukan tepat sasaran.

Dalam pelaksanaannya, tiap OPD juga diberi tanggung jawab untuk memantau satu desa miskin. Dengan demikian, diharapkan intervensi dan pemantauan dapat dilakukan secara berkesinambungan.

”Kades saya minta tahu jumlah ibu hamil dan balita berisiko stunting di wilayahnya. Pak Camat, tolong dibantu. OPD juga saya minta masing-masing memantau satu desa,” pintanya.

Dia juga menambahkan, kemiskinan erat kaitannya dengan inflasi. Per Desember 2022, Kabupaten Cilacap berada pada peringkat 5 dalam grafik inflasi kabupaten YoY (year on year) dengan 6,81%. Dengan angka tersebut Cilacap memuncaki inflasi tertinggi di Jawa Tengah dan masuk dalam 10 kabupaten/kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia.

Baca Juga : Bentuk Kepedulian, Kwarcab Cilacap Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur

”Inflasi ini erat kaitannya dengan stabilitas harga sembako. Untuk itu, tolong kades dan camat mensosialisasikan menanam cabai kepada warganya. Ini sekaligus menghadapi Ramadan dan Idul Fitri agar harga-harga tetap terkendali, karena inflasi salah satunya dipengaruhi ketersediaan komoditas tersebut,” ujarnya.(*-7)

Sumber : cilacapkab.go.id

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

SMP 1 Karanglewas Gelar Karya, Kadindik : Pembelajaran Harus Bisa Diaktulisasikan

Selanjutnya

Hotel Berkelas Internasional Hadir di Banjarnegara

Artikel Lainnya

BAZNAS Cilacap Buka Program Kurban 2025, Harga Terjangkau Mulai Rp 2,5 Juta

Sinergi Pemda Cilacap dan LAZ GSC, 1000 Sahabat Yatim Diajak Belanja Hingga Doa Bersama

Sorotan

Pilihan

Banyumasiana

Cerita & Jelajah

Topik

Serba - Serbi

Tren Digital

Inovasi & Teknologi
  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
DMCA.com Protection Status
©2025 Suara Banyumas

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan

© 2025 Suara Banyumas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In