PURWOKERTO – Ratusan pedagang kuliner pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) meramaikan Pasar Ramadan yang digelar di halaman kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kamis (23/3/2023).
Aneka kuliner yang disajikan mulai tradsional hingga modern, baik makanan berat, makanan ringan, aneka jajanan hingga berbagai jenis minuman segar. Di luar kuliner, juga ada penjual baju-baju muslim.
Saat pembukaan dimeriahkan penampilan barongsai dari Puhua School Purwokerto dan tausiah da’i cilik SD UMP Hamzah Abussalam.
Baca Juga : Rektor UMP Aktivitas Kemahasiswaan Jadi Kunci Keberhasilan PT saat Diakreditasi
Selama menjelang buka puasa, grup band dari mahasiswa UMP juga meramaikan
suasana.
Kegiatan digelar setiap menjelang waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan 1444 Hijriah ini, dibuka secara resmi Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso.
Rektor UMP Assoc Prof Dr Jebul Suroso mengatakan, pihaknya menfasilitasi kegiatan rutin setiap bulan puasa ini sebagai wujud eksistensi UMP untuk memberi ruang kepada para pedagang agar tetap bisa mendapatkan berkah Ramadan.
Mengingat kondisi saat ini sektor UMKM mulai menggeliat kembali pasca pandemi Covid 19.
Menurutnya, mayoritas pelaku UMKM tersebut yang biasa jualan setiap Minggu pagi atau Sunday Morning (Sumor).
Mengingat sekarang memasuki bulan Ramadan, sehingga kegiatan Sunmor diliburkan dan mereka difasilitasi di Pasar Ramadan.
“Para pelaku UMKM kita beri tempat jualan di kampus mulai dari pukul 15.00 sampai malam. Sedikitnya ada 150 pedagang UMKM yang ikut memasarkan aneka kulinernya,” katanya saat pembukaan.
Saat pembukaan juga diramaikan atraksi barongsai, kata rektor, barongsai sebagai simbol budaya perlu juga didukung pelestariannya.
Selain itu sebagai wujud toleransi. Ke depan, pihaknya juga akan menguatkan simbol-simbol budaya dari umat Islam.
“Ini bagian dari kolaborasi, lintas budaya dan juga lintas kepercayaan untuk menunjukan bahwa momentum Ramadan adalah milik kita umat manusia,” jelasnya.
Sekretaris Yayasan Putera Harapan Banyumas, Kartika Widjaja mengungkapkan, barongsai yang ditampilkan bukan hanya dari siswa SMA, namun juga siswa SMP selama memenuhi kriteria secara fisik dan
keterampilan.
Baca Juga : Awali Rangkaian Milad ke 58 UMP Gelar Festival Kentongan Khas Banyumas
“Barongsai merupakan salah satu ekstrakurikuler activity jadi cukup banyak
pilihannya ekstrakulikulernya,” jelasnya.
Dengan asas multikultural, pihaknya bisa berkolaborasi, dan memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa barongsai bukan hanya milik orang Tionghoa tetapi sekarang sudah membudaya.(aw-7)