CILACAP – PT Pertamina RU IV Cilacap secara resmi mengoperasikan fasilitas produksi dari hasil Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Ini sejalan dengan telah diserahkannya hasil dari pekerjaan dalam PLBC ke PT Pertamina RU IV Cilacap.
Serah terima PLBC dari Direktorat Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) kepada Direktorat Pengolahan dilakukan di Head Office RU IV pada Senin (30/9) lalu.
Selama proyek itu berjalan, sekitar 3,5 tahun masa pekerjaan, PLBC telah menelan investasi US$ 392 juta. Lingkup pekerjaan yang dilakukan revamping unit Platforming I, sehingga kapasitas produksi meningkat 30% menjadi 18.6 MBSD.
Selain itu juga dibangun unit baru LNHT-Isomerization dengan kapasitas desain 21.5 MBSD. Juga pembangunan beberapa unit utilities untuk mendukung unit proses PLBC.
“Pengoperasiannya sekarang ada di PT Pertamina RU IV Cilacap,” kata Direktur Pengolahan Pertamina, Budi Santoso Syarif, kepada wartawan setelah acara penyerahan.
Dikatakan, kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar yang berperan dalam menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional. PLBC terintegrasi dengan kilang Cilacap yang mempunyai kapasitas olah crude sekitar 33,4% dari total kapasitas kilang nasional.
PLBC adalah lanjutan dari pembangunan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) Cilacap. Saat pembangunan, proyek ini menyerap sekitar 2.500 tenaga pekerja. Sebanyak 70% lebih merupakan pekerja lokal Cilacap.
Sementara itu menurut Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, beroperasinya PLBC akan mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan. Ini akan berdampak positif pada upaya pemerintah memperkuat cadangan devisa negara.
“Beroperasinya PLBC membuat produksi produk Pertamax RON 92 Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barrel/bulan dari sebelumnya 1 juta barrel,” kata Ignatius. (G21-60)