CILACAP– Pemerintah Kabupaten Cilacap telah menggelar pelatihan kepada anggota Kader Pembangunan Manusia (KPM) di Gedung Sumekar selama 3 hari Senin-Sabtu, (5-7/6/2023).
Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, pelatihan KPM akan diikuti oleh 269 peserta dari seluruh Desa di Kabupaten Cilacap.
Pelatihan ini akan diisi oleh narasumber berasal dari Tenaga Ahli Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dispermades, Dinas Kesehatan serta narasumber dari AIHSP (Australia Indonesia Health Security Partnership).
Koordinator Pengembangan Ekonomi Dispermades Kabupaten Cilacap, Andi Susilo menjelaskan KPM ini nantinya akan bersinergi dengan aparat desa dan tenaga kesehatan dalam mengintervensi program konvergensi stunting di tiap desa sebagai motor penggerak konvergensi stunting.
Pengembangan pelatihan KPM bertujuan guna untuk dapat menjembatani Desa dan Pemerintah maupun Swasta terkait penurunan stunting.
Stunting adalah masalah yang terjadi saat anak tidak mencapai pertumbuhan fisik dan perkembangan yang optimal akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan.
Hal ini menyebabkan anak memiliki tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan standar usia mereka.
Stunting dapat berdampak serius pada kualitas hidup dan masa depan anak, termasuk dalam hal kesehatan, pendidikan, dan produktivitas di masa dewasa.
Oleh karena itu, Cilacap telah mengambil langkah pendekatan yang proaktif dan melibatkan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam upaya penanganan stunting.
Mereka berperan sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah, serta membantu memfasilitasi program-program kesehatan dan pendidikan.
Kader masyarakat yang terpilih nantinya harus benar-benar mempunyai jiwa kepedulian dan bersedia mendedikasikan diri.
Dalam hal ini, bagi kader KPM ikut berperan dalam pembangunan manusia di desa terutama dalam monitoring dan fasilitasi konvergensi penanganan stunting.
“Sehingga perlu peningkatan kompetensi agar memiliki pengetahuan dini terhadap ciri-ciri stunting dan penanganannya,” ungkap Andi.
Andi menambahkan, KPM ini berasal dari warga masyarakat setempat, berpengalaman sebagai kader masyarakat, diutamakan bidang pembangunan manusia.
“Mereka adalah kader Posyandu, guru PAUD, kader kesehatan, Unit Pelayanan Kesehatan, Unit Layanan Pendidikan, Karang Taruna, kader PKK, tokoh masyarakat, dan berbagai kelompok masyarakat yang peduli dalam upaya pencegahan stunting. Masing-masing desa memiliki satu KPM,” pungkasnya. (APT)