Purwokerto, suarabanyumas.com – Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Profesor KH Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menjadi dosen tamu atau visiting lecturer dan Studium Generale di UIN Alauddin Makassar. Kegiatan dilakukan dalam rangkaian acara Perkumpulan Dosen PIAUD se Indonesia di kampus tersebut.
Dosen yang menjadi narasumber pada visiting lecture dan studium generale di UIN Alauddin Makassar adalah Novi Mulyani M.Pd.I dan Ellen Prima M.A. Kedua dosen tersebut menyampaikan pembelajaran dan pengalamannya di hadapan para mahasiswa dan praktisi pendidikan anak usia dini di Makassar.
Dosen PIAUD UIN Saizu Purwokerto Novi Mulyani menyampaikan, parenting atau pengasuhan bagi anak usia dini sangat fundamental bagi pendidikan secara umum. Pasalnya, apabila pengasuhan anak tidak diperhatikan, perkembangan dan pertumbuhan anak tidak maksimal.
Hal ini karena parenting kepada anak mengajak anak untuk menjadi dirinya sendiri, serta bagaimana orangtua menghadirkan lingkungan terbaik bagi anak. Ketika orangtua tidak menghadirkan suasana yang nyaman dan sejuk ketika di rumah, maka anak akan mengalami kecemasan, ketidaknyamanan, serta ketertekanan.
Apabila ini dibiarkan, anak tidak memiliki asupan informasi maupun pendampingan maksimal, sehingga langkah dan progres ke depannya sangat mengkhawatirkan. “Pengasuhan yang baik membuat anak nyaman serta memiliki semangat belajar yang tinggi,” terangnya Sabtu (11/5/2024)
Sementara itu, Dosen PIAUD UIN Saizu Purwokerto lainnya, Ellen Prima menyampaikan perihal urgensi pendidikan inklusi. Menurutnya, pendidikan inklusi sangat penting diajarkan sejak dini kepada anak. Selain itu, pendidikan inklusi ini mengajak dan mengajarkan kepada orangtua dan guru untuk bersama mendidik anak.
Untuk guru, urgensi pendidikan inklusi ini adalah agar tidak membeda-bedakan anak yang akan diterima. Artinya, semua anak yang mendaftar, diterima kemudian diberikan pendidikan dan pendampingan terbaik. Pendidikan inklusi juga sangat penting untuk diberikan kepada anak.
Pasalnya, di dalamnya anak diberikan pembekalan, pembelajaran, serta penjelasan sejak awal bahwa terdapat perbedaan antara pribadi satu dengan pribadi yang lain. Ellen menambahkan bahwa anak yang mendapatkan pendidikan inklusi sejak dini akan menjadi pribadi yang terbuka serta memiliki empati yang tinggi.
“Anak yang mendapatkan pemahaman terhadap adanya perbedaan, baik pribadi, latar belakang, maupun kondisi fisiologis, mampu berkembang menjadi pribadi terbuka serta memiliki semangat belajar yang tinggi,” imbuh dosen yang juga seorang psikolog tersebut.
Kedua dosen prodi PIAUD UIN Saizu Purwokerto ini juga menegaskan pemahaman yang benar terhadap eksistensi anak usia dini harus dimiliki oleh siapa pun, baik orangtua, guru, masyarakat, maupun pemangku kebijakan. Pemahaman yang benar terhadap posisi ini anak dapat membuat pendidikan dan perhatian bagi anak usia dini bisa maksimal.