Susukan, suarabanyumas.com – Mahasiswa UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto membantu pelaksanaan Tradisi Tenongan di Desa Derik Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Tradisi itu digelar dalam rangka 10 Muharram.
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Saizu, Mawi Khusni Albar menyebutkan, Mahasiswa KKN Kelompok 66 Desa Derik terlibat membantu pelaksanaan Tradisi Tenongan dalam rangka 10 Muharram.
“Tradisi Tenongan itu sudah dilaksanakan rutin setiap tahunnya, secara turun temurun. Ini merupakan bagian penting dari budaya masyarakat di Desa Derik. Tradisi ini dilaksanakan di Balai Desa Derik,” ujarnya dalam keterangan Minggu (21/7/2024).
Tradisi Tenongan melibatkan masyarakat untuk membawa tenong yang di dalamnya berisi makanan atau pangan seperti nasi beserta lauk pauknya, jajanan pasar, buah-buahan, dan makanan-makanan yang lainnya.
Tradisi ini diawali dengan penyampaian sambutan dari Kepala Desa Derik, Mardika Wulan Sari. Dalam sambutannya, dia mengatakan Tradisi Tenongan dijadikan sebagai ajang silaturrahmi untuk seluruh masyarakat di Desa Derik dan memupuk rasa persaudaraan antar masyarakat.
Selaras dengan sambutan itu, Ustadz Chabib selaku salah satu tokoh agama di Desa Derik, juga menyampaikan bahwa tradisi Tenongan merupakan sebuah perwujudan dari rasa syukur kita terhadap rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT dan diniatkan sebagai sedekah atas rezeki yang kita punya.
Setelah sambutan, kemudian dilanjutkan doa bersama. Setelah doa selesai, makanan yang ada di dalam tenong dimakan bersama-sama. Masyarakat yang berada di situ boleh mengambil makanan yang ada ditenong sesuai yang mereka inginkan secara gratis.
Tenongan ini tidak hanya sebuah tradisi, tetapi juga memiliki makna yang terkandung di dalamnya. Tradisi Tenongan ini dimaksudkan agar seorang istri berbakti kepada suaminya.
Hal ini menunjukkan bahwa tradisi ini tidak hanya sekedar ritual, tetapi merupakan simbol dari peran dan tanggung jawab seorang istri dalam keluarga. Selain itu, tradisi ini juga memperkuat hubungan antar anggota masyarakat dan mempertahankan budaya yang telah ada sejak lama.
Pengembangan dan pelestarian Tradisi Tenongan di Desa Derik ini tidak hanya berfokus pada ritualnya saja, tetapi juga berfokus pada peningkatan kualitas dan jangkauan prasarana serta sarana wilayah.
Para mahasiswa KKN UIN Saizu sangat antusias mengikuti tradisi tersebut. Hal ini dilakukan agar Tradisi Tenongan ini dapat terus dilestarikan dan diperdalam, serta dapat menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat di Desa Derik.
Dengan demikian, tradisi Tenongan di Desa Derik tidak hanya merupakan warisan budaya, tetapi merupakan bagian dari pembangunan sosial dan budaya masyarakat yang berkelanjutan.