BANYUMAS, Suarabnyumas.com – – Sekawanesia, sebagai wadah anak muda yang berkomitmen mengawal pembangunan dari desa, menjadi salah satu fasilitator dalam acara Festival Konten Kreator dan Rembug Desa. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Desa dan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas.
Sekawanesia hadir dengan visi untuk memberdayakan desa melalui pendekatan pemuda, masyarakat, inovasi, dan teknologi. Sebagai lembaga pemuda yang aktif, Sekawanesia terus mendorong lahirnya ide-ide kreatif untuk memajukan desa sekaligus menjawab tantangan era digital. Dalam acara ini, mereka memfasilitasi rangkaian Jelajah Desa, sembari berbagi dan menggali inspirasi kepada para peserta.
Direktur Sekawanesia, Hirdan Dwi Laksono, dalam kesempatannya menyatakan bahwa peran pemuda dalam pembangunan desa menjadi semakin krusial di tengah perkembangan teknologi. “Kami percaya bahwa desa memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pembangunan Indonesia. Melalui inovasi dan kolaborasi, kami ingin memastikan bahwa perubahan dimulai dari akar rumput, yaitu desa,” ujarnya.
Acara ini menjadi ajang bertemunya berbagai pihak, dari mulai konten kreator nasional Akademi Desa, konten kreator lokal, komunitas, perangkat desa, dan masyarakat umum. Mereka berbagi pengalaman dan wawasan tentang bagaimana teknologi, khususnya media sosial dan aplikasi digital, dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan potensi desa, baik dari sisi pariwisata, produk lokal, hingga pemberdayaan masyarakat.
Festival ini menghadirkan sesi pembuatan konten kreatif yang bertujuan untuk membantu masyarakat desa memanfaatkan teknologi digital secara optimal. Dengan tema besar “Membangun Narasi Positif untuk Desa” yang dipandu langsung oleh anggota Sekawanesia.
Dengan dukungan dari Kementerian Desa, acara ini menjadi langkah nyata untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pendekatan kolaboratif. Desa Melung sebagai tuan rumah juga menunjukkan komitmennya dalam membangun desa berbasis inovasi.
Sekawanesia berharap acara seperti ini dapat menjadi pemicu gerakan nasional dalam memberdayakan desa melalui sinergi antara pemuda, teknologi, dan masyarakat. “Kami ingin setiap desa di Indonesia memiliki cerita suksesnya sendiri yang dapat menginspirasi banyak pihak,” tutup Hirdan.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa pentingnya wadah gerakan bagi pemuda seperti Sekawanesia, karena pemuda sebagai ujung tombak perubahan yang dapat membangun Indonesia dari Desa.