PURWOKERTO – Perencanaan tol Tegal-Cilacap tembus Purwokerto dan Purbalingga tidak terpengaruh pandemi Covid-19. Karena saat ini belum masuk tahap pelaksanaan proyek, namun masih dalam perencanaan di pemerintah pusat.
“Karena ini masih dalam masa perencanaan, jadi tetap jalan terus, tidak terganggu Covid-19. Ini berbeda kalau sudah masuk tahap pelaksanaan kegiatan pekerjaan fisik,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Purwadi Santso, Kamis (25/6).
Masa perencanaan ini, katanya, sudah diawali mulai dari FGD dua kali di Banyumas, rapat dua kali di kementerian terkait. Dan pada rapat ekspos hasil kajian ketemu lima alternatif jalan tol penghubungan Panturan dan Pansel melalui Banyumas.
“Alternatif terakhir yang dipilih ‘kan dari Tegal-Cilacap, kemudian di Ajibarang belok ke arah Purwokerto hingga Purbalingga (Bandara Panglima Soedirman). Sehingga ada tiga exit tol, yakni Ajibarang, Purwokerto dan bandara. Di Ajibarang ada dua, exit dan belok,” terangnya.
Menurutnya, beberapa hari lalu dari kementerian terkait juga melakukan video konferensi menginventarisasi potensi rute dan masalah dari rencana soal tol Cilacap-Yogyakarta dan tol Banyumas yang dari pantura tembus Cilacap. Dalam vidkon tersebut, katanya, baru menginventarisasi, belum merupakan keputusan baru.
“Justru di lapangan sekarang, dari informasi yang masuk ke kami sudah mulai dipasang patok-patok. Salah satu patok diinformasikan dari kepala Desa Tamansari Karanglewas, di desanya sudah terpasang patok untuk rute jalan tol,” lanjut Purwadi.
Dia menilai, patok tol tersebut belum patok untuk eksisting, namun masih dalam rangka mencari rute atau foto udara. Kemungkinan itu dilakukan oleh pihak pelaksana konsultan yang ditunjuk jasa marga.
“Untuk kepastian tempat (rute), ini setelah Jasa Marga melakukan sosialisasi ke lapangan. Ini berarti, patok-patoknya sudah pasti tempat lokasi dan yang diundang yang berhubungan dengan tanah atau lahan untuk rute yang bakal dilewati. Termasuk pihak desa,” katanya.
Purwadi mengatakan, tol Tegal-Cilacap dibelokkan ke Purwokerto-Purbalingga, juga didasarkan pada perencanaan bisnis yang dihitung bisa masuk. Ini bukan semata menjawab kebutuhan bidang perhubungan menyambungkan jalur perintis moda transportasi dari tol trans Jawa (pantura) dengan tol trans Jawa (pantai selatan), yakni Tegal-Cilacap.
“Dari bandara (Purbalingga) bisa masuk kendaraan dari jalur tengah Banjarnegara, Wonosobo dan sekitarnya, kemudian dari jalur selatan bisa masuk ke Purwokerto. Jadi bisnis plan-nya sudah dihitung memang masuk, makanya pilihannya dibelokkan ke arah Purwokerto-Purbalingga,” tegasnya.
Jalur Reaktifasi
Terkait rute di selatan Purwokerto tembus sampai Purbalingga yang kemungkinan akan berbenturan dengan rute rencana jalur reaktifasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo, Purwadi mengatakan, bupati sudah menugaskan untuk menghubungi Dirjen Perkeretapian dan dirjen Perhubungan Darat.
“Untuk penentuan rute jalur reaktifasi jalur KA Purwokerto-Wonosobo ini memang agak lambat. Ini akan segera kami koordinasikan supaya tidak berbenturan dengan rute jalan tol dari Purwokerto-Purbalingga, karena sama-sama memakai jalur di selatan Purwokerto,” ujarnya.
Jika rute itu nantinya berdampingan atau posisi atas dan bawah, kata dia, ini tidak masalah. Namun jika pemakaian rute jalurnya berbenturan, maka harus ada sinkronisasi.
Mengingat, rute KA, akan memakai persimpangan di Notog atau Sidabowa dari arah Stasiuan KA Purwokerto yang menuju Wonosobo.
Sehingga akan ketemu persimpangan dengan rute jalan tol dari arah Ajiabarang-Patikraja hingga sampai Purbalingga.
Warga Desa Pandansari, Zaenurrohman (38), menuturkan, pemasangan patok yang ada di desanya sudah dipasang sejak awal tahun lalu (Januari). Informasinya, jika sudah dipasang patok, 80 persen di jalur itu sudah masuk rute yang pasti.
“Senin kemarin ada pengecatan lagi. Katanya itu patok untuk rute jalan tol. Benar tidaknya, ini belum jelas di masyarakat karena belum ada sosialisasi sampai sekarang,” katanya. (G22-1)