BANYUMAS – Implementasi pendidikan inklusi bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah atau madrasah saat ini belum bisa dilaksanakan optimal. Pasalnya, selain keterbatasan jumlah dan kapasitas tutor, faktor administrasi pelaporan pembelajaran masih jadi kendala.
Guru sukarelawan pengajar ABK, Kecamatan Pekuncen, Falinda R, mengatakan, saat ini implementasi pendidikan inklusi khususnya di madrasah ibtidaiyah baru sebatas identifikasi ABK.
Sementara untuk penanganannya masih belum dilaksanakan secara optimal. Administrasi hingga keterbatasan sarana-prasarana bagi ABK di sekolah juga menjadi kendala.
“Untuk administrasi laporan pembelajaran ABK masih disamakan dengan anak lainnya. Hal ini karena pendidikan inklusi ini belum dilaksanakan, karena berbagai hal. Ruang dan waktu pembelajaran khusus juga belum ada,” jelasnya.
Dicontohkan Falinda, format administrasi hingga kurikulum untuk ABK juga saat ini belum didapatkan oleh para sukarelawan ABK. Makanya mau tidak mau, guru tetap melaksanakan penilaian ABK sama seperti anak lainnya.
Meski demikian, perlakukan tambahan yang khusus memang sering dilaksanakan oleh guru terhadap mereka.
Tanpa Pembedaan
“Administrasi ini sementara tidak ada pembedaan antara ABK dan non-ABK. Apalagi kalau kita harus memasukkan nilai online, maka hal itu tidak memungkinkan. Makanya sementara ini memang sebatas baru identifikasi hingga pendekatan pembelajaran khusus untuk mereka,” katanya.
Sukarelawan pengajar ABK lainnya, Alipi Sukma Wardhani, mengakui hal yang sama. Meski demikian, sebagai bentuk implementasi pendidikan kepada seluruh warga negara, saat ini ABK tetap diperhatikan secara khusus. Sosialisasi hingga pemahaman terhadap ABK juga terus dilaksanakan kepada guru lainnya.
“Kita terus berbagi mengenai pengetahuan hingga perlakuan pendidikan khusus untuk ABK. Memang pendekatan khusus juga sering dilaksanakan kami, sehingga ABK bisa mengikuti pembelajaran sebagaimana siswa lainnya,” katanya.
Sebagaimana diketahui, di wilayah Banyumas bagian barat, pelatihan pertemuan rutin antarguru sukarelawan ABK terus dilaksanakan. Para guru sukarelawan ABK turut serta dalam pertemuan dengan lembaga yang konsern menangani pendidikan inklusi atau ABK, yaitu Yayasan Jamur Dipa Banyumas. (K37-37)