PURWOKERTO – Para ahli urologi dari sejumlah rumah sakit di Indonesia mendapatkan penyegaran dan informasi teknik terkini tentang ilmu seputar pelayanan rekonstruksi uretra dan supine PCNL, di RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.
Mereka mendapatkan informasi terbaru melalui kegiatan workshop yang berlangsung selama dua hari. Yakni Jumat (13/12)-Sabtu (14/12), di Instalasi Bedah Sentral rumah sakit milik Pemprov Jateng tersebut.
Ketua Pelaksana Workshop dr Tri Budiyanto SpU menjelaskan, tercatat ada 31 peserta yang mengikuti workshop. Mereka berasal dari berbagai rumah sakit di Indonesia. Bahkan ada pula yang berasal dari luar negeri, seperti Latvia dan Filipina.
Adapun para pematerinya antara lain dr Paksi Satyagraha MKes, SpU(K) dari RSUD Saiful Anwar Malang dan dr Boyke Soebhali, SpU dari RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda.
Termasuk Tinggi
Menurutnya, selama ini kasus yang berkaitan dengan sistem saluran kemih (urologi) di eks Karesidenan Banyumas dan berbagai daerah di Indonesia termasuk tinggi.
“Di RSUD Margono Soekarjo rata-rata setiap hari menangani lima sampai tujuh pasien dengan kasus urologi,” terangnya.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya menggelar workshop ini untuk meningkatkan kapasitas ahli urologi. Sehingga dapat memberikan penyegaran serta informasi mengenai teknik terkini tentang ilmu seputar pelayanan rekonstruksi uretra dan supine PCNL.
Layanan urologi saat ini menjadi salah satu layanan unggulan yang dimiliki RSUD Margono Soekarjo Purwokerto. Adapun salah satu yang dikembangkan adalah penanganan batu ginjal dengan Supine PCNL.
Prosedur ini hanya membutuhkan sayatan kecil di pinggang pasien untuk memasukkan alat endoskopi yang dimasukkan ke ginjal. Sehingga dapat menghancurkan dan mengambil batu ginjal.
Sedangkan prosedur rekonstruksi uretra merupakan salah satu prosedur rekonstruksi urologi yang paling sering dilakukan. Tujuan dari prosedur ini untuk mengembalikan bentuk saluran kencing yang mengalami kerusakan atau kecacatan.
Dalam workshop ini, lanjut dia, para peserta tidak hanya mendapatkan materi secara teori, tetapi mereka juga mengikuti praktik. Lebih lanjut, Budiyanto menambahkan workshop tersebut digelar juga karena banyak kasus urologi, salah satunya yang disebabkan oleh kecelakaan.
“Angka kecelakaan di Kabupaten Banyumas termasuk tertinggi di Jawa Tengah. Efek dari kecelakaan itu adalah terjadinya trauma, kerusakan di daerah uretra yang pada gilirannya akan terjadi ruptur uretra atau striktur uretra,” jelas dia.
Akibatnya, pasien tidak bisa buang air kecil dengan normal, tetapi menggunakan bantuan kateter melalui perut. Karena itu, dilakukan operasi rekonstruksi untuk menyambungkan uretra yang sudah rusak akibat kecelakaan, sehingga pasien diharapkan bisa buang air kecil secara normal.
Selain itu, kasus-kasus striktur uretra juga dapat terjadi pada kasus karena proses infeksi seperti infeksi saluran kencing dan penyempitan saluran kencing.
Dalam workshop juga diberikan materi tentang penanganan kasus hipospadia, yakni kondisi di mana anak lahir dengan situasi penisnya tidak normal atau saluran kencing di penisnya tidak normal. (H48-37)