PURWOKERTO – Ratusan massa dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor beserta Barisan Ansor Serba Guna (Banser) Kabupaten Banyumas menggelar aksi pengawalan atas penutupan judi togel yang sudah dilakukan aparat keamanan, di Alun-alun Purwokerto, Kamis (27/2).
Dalam aksi di tengah hujan deras tersebut, pengunjuk rasa juga menyatakan tetap akan mengawal pemberantasan perjudian, khususnya togel muncul kembali. Mereka mengklaim praktik judi tugel sudah ditutup semua di tiap kecamatan.
Kepala Satuan Koordinator Cabang Banser Kabupaten Banyumas, Andry Widianto mengatakan, sejak berhenti dua-tiga bulan lalu, belakangan judi togel muncul kembali. Hal ini dianggap meresehkan kalangan masyarakat khususnya generasi muda. Pihaknya merasa risih karena di beberapa lokasi yang ditemukan, ada anak-anak yang disuruh pihak tertentu ikut membeli.
“Setelah kita dorong pemerintah, khususnya kepolisian untuk bertindak tegas menutup, dan ini sudah ditindaklanjuti. Undang-undang negara juga sudah tegas melarang perjudian,” katanya seraya menandaskan gerakan tersebut tidak ada yang membiayai.
Setelah pernyataan sikap disampaikan ke Polresta Senin (24/2), jika dalam waktu 3×24 jam tidak dilakukan penutupan, maka pihaknya akan melangkah lebih lanjut. Langkahnya dengan memasang spanduk di semua pengurus anak cabang dan ranting.
“Karena penutupan dan penindakan sudah ditindaklanjuti, maka pimpinan cabang GP Ansor Banyumas langsung memerintahkan seluruh kader untuk menurunkan spanduk-spanduk itu serentak hari ini (kemarin; red),” ujarnya.
Hasil pendataan praktik perjudian togel model bonggol kertas, sejak Rabu (26/2) dini hari, di semua kecamatan sudah tidak ditemui lagi ada aktivitas pembelian togel.
“Jadi kita turun jalan hari ini (kemarin-red) untuk memastikan, bahwa sahabat-sahabat Banser ingin menyelesaikan sampai finish mengawal berhenti dan tutupnya togel yang berupa kertas bonggolan kertas ini,” terangnya.
Gerakan Moral
Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Banyumas, Achmad Zaenudin Masdar dalam orasinya menyatakan, aksi tersebut murni gerakan moral, tidak ada kepentingan apapun dan kepentingan dengan siapa pun.
Menurutnya, karena GP Ansor dan Banser merupakan pasukan inti Nadhlatul Ulama (NU), mendapat laporan dari masyarakat bawah, mereka resah atas praktik perjudian, maka pihaknya menindaklanjuti dengan pendataan dan melaporkan ke aparat berwajib.
“Dari data yang masuk itulah, kita berani menolak dan menutup perjudian di Kabupaten Banyumas. Pertama dengan melakukan aksi pernyataan sikap di Mapolresta Banyumas, dan Alhamdulilah gerakan kita disambut jajaran penegak hukum dan laporan kita ditindaklanjuti meskipun mungkin sampai hari ini belum 100 persen ditindaklanjuti seperti yang kita inginkan,” tuturnya.
Aksi tersebut diakhiri dengan pembacaan doa bersama. Saat doa dibacakan hujan lebat yang turun menguyur mereka sempat reda. Setelah selesai doa dilanjut salaman, hujan lebat kembali mengguyur.(G22-60)
Diskusi tentang artikel