Banyak orang yang selama ini sering kurang tepat memahami pikiran dan sikap realistis dari seseorang, sehingga menyamakannya dengan materialistis. Realistis tentu saja berbeda dengan materialistis. Realistis berarti menilai atau melihat sesuatu hal dengan cara berpikir yang nyata atau secara wajar. Sementara materialistis berarti menilai atau melihat sesuatu hal hanya dari sudut pandang materi atau yang bersifat kebendaan.
Berpikir realistis ketika menjalin hubungan dengan seseorang misalnya, tetap diperlukan agar tidak dibutakan oleh perasaan. Ketika hendak menikah, penghasilan yang dimiliki oleh pasangan menjadi salah satu hal yang perlu untuk dipertimbangkan. Penghasilan yang dimiliki akan berpengaruh pada kehidupan rumah tangga yang akan dijalani setelah menikah.
Banyaknya pasangan suami istri yang bercerai karena alasan materi, menjadikan pikiran realistis diperlukan dalam menentukan pasangan hidup.
Realistis akan menghindarkan dari pemikiran utopis
Harapan dan mimpi yang diidam-idamkan bersama dengan pasangan memang selalu menjadi hal yang indah. Tapi jangan sampai keindahannya membuat Anda terjebak pada pemikiran utopis. Apa itu utopis? Utopis adalah pemikiran seseorang yang bersifat khayal namun tanpa pernah berusaha untuk mewujudkannya.
Jika sudah memiliki harapan dan mimpi bersama pasangan, maka pikirkanlah juga bagaimana cara untuk mewujudkannya. Bekerja keras, membuat perencanaan yang baik dan memiliki pikiran sadar atas masa depan menjadi bagian penting yang harus Anda lakukan bersama pasangan. Dengan begitu Anda dan pasangan tidak akan terbuai pada mimpi siang bolong.
Realistis akan membuat Anda bisa berdamai dengan diri sendiri
Galau berkepanjangan atau tidak bisa menerima keputusan dari pasangan yang lebih memilih orang lain karena alasan realistis, menjadi cerita yang acap kita dengar dari banyak orang. Akibatnya, muncul perasaan benci, bahkan dendam kepada mantan.
Jika Anda mengalami situasi yang seperti ini, coba Anda kedepankan pemikiran realistis. Pertimbangkan kenyataan yang ada dengan mengutamakan pikiran sadar. Jangan memaksakan perasaan kepada seseorang tanpa mempertimbangkan pemikiran realistis. Berpikir realistis sebenarnya bisa menjadi bahan pertimbangan agar Anda bisa mengambil keputusan dan langkah yang tepat.
Baca : Tips Mengelola Keuangan Bagi Rumah Tangga
Jadi, realistis dan materialistis harus bisa dibedakan dalam menilai pikiran dan sikap seseorang. Dengan begitu kita tidak akan mudah menghakimi seseorang sebagai orang yang “matre”, padahal sebenarnya dia memilih realistis. [YS]