“APA yang paling ditakuti manusia dari jaman ke jaman?” tanya Dr Denok Kurniasih, pakar manajemen organisasi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, dalam acara diskusi Pengembangan Manajemen Organisasi Media di Era Disrupsi di Villa Edelweiss milik pengusaha Sampurna Foto, Hananto Prasetyo, Baturraden, Rabu (10/3) sore. “Hal yang paling ditakuti manusia adalah perubahan,” katanya menjawab kembali pertanyaanya.
Demikianlah, kata Denok, era disrupsi yang membawa perubahan di berbagai kehidupan harus dihadapi setiap individu, kelompok, organisasi ataupun perusahaan media. Individu atau organisasi harus berani beradaptasi dan bertransformasi untuk menghadapi dunia yang kini dikuasai teknologi digital.
“Teknologi digital ditawarkan untuk organisasi agar organisasi mau bergerak dari “zona nyaman” yang selama ini sudah mengakar. Jangan jadikan teknologi digital ini menjadi ancaman, tetapi manfaatkanlah menjadi peluang untuk berubah menjadi lebih baik dan eksis,” tandasnya di hadapan para karyawan Suara Merdeka Biro Banyumas.
Di era disrupsi inilah, individu atau organisasi harus beranjak dari rutinitas. Pastikan pelayanan individu atau perusahaan dapat tersampaikan dengan optimal. Sejak awal perusahaan atau individu harus membuat formulasi kinerja yang baik dengan memperhatikan keluaran, dampak dan keuntungan.
“Perusahaan harus mengembangkan transformasi reposisi organisasi yang memungkinkan formulasi kinerja, inovasi sebagai bentuk adaptasi terhadap era disrupsi. Selain itu perusahaan atau organisasi hrus bisa benar-benar punya tata kelola baru penyelenggaraan organisasi dan bisa bermanfaat bagi masyarakat,” jelas pengajar pascasarjana Ilmu Administrasi Unsoed Purwokerto.
Analisa Diri
Untuk bisa semakin eksis di masa disrupsi sekarang ini, individu ataupun perusahaan harus benar-benar pandai menganalisa diri. Optimisme dan keberanian untuk bertindak untuk memecahkan masalah harus terus dibangun dengan mendasarkan diri dengan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. Faktor kepemimpinan juga sangat penting untuk berjalannya kinerja sebuah organisasi atau perusahaan.
“Pasukan babi akan menang jika dipimpin oleh singa, tetapi sebaliknya sehebat apapun pasukan singa, kalau yang memimpin adalah babi, maka ia akan kalah,” jelas Konsultan Ekonomi dan Keuangan, Said Banta Fauzie.
Selain melakukan analisa diri atau organisasi, untuk mencapai kesuksesan, perusahaan juga perlu memperhatikan elemen pemasaran utama. Produk, harga, promosi, tempat, dan orang harus diperhatikan untuk memposisikan bisnis secara strategis.
“Di era disrupsi bahkan pandemi ini, efisiensi biaya, penguatan branding, hingga membuat produk atau konten dan juga memperkuat pengembangan pasar serta mencari pasar baru, menjalin kemitraan dengan semua pihak. Inipun berlaku pada bisnis media massa sekarang ini,” tegasnya.(Susanto-)