PURWOKERTO – Pasokan bahan baku berupa plastik kresek cacah untuk bahan campuran aspal hotmix yang wajib diterapkan pada tahun anggaran 2020 untuk proyek infrastruktur jalan, dinilai belum siap sepenuhnya.
“Kami perwakilan dari sejumlah asosisasi jasa konstruksi sudah berkeliling ke PDU-PDU (pengeolahan daur ulang) dan hanggar bersama dinas dan BIJ,melihat dan mengecek secara langsung kesiapan bahan baku sampah plastik cacah ini, tapi kelihatannya belum siap sepenuhnya,” kata Ketua Gapensi Kabupaten Banyumas,
Moh Lutfi, kemarin.
Masyarakat jasa konstruksi di Banyumas, kata dia, pada prinsipnya sepakat dengan kebijakan bupati untuk ikut mengurangi penanganan sampah, khususnya plastik.
Namun diakui, kesiapan untuk pelaksanaan di lapangan terlalu mepet, khususnya penyediaan bahan baku smapah plastik kresek cacag yang sudah layak untuk bahan campuran di AMP.
“Masalahnya, kalau lelang pekerjaan sudah dilakukan dan kontrak sudah ditandatangani, kita kan terikat dengan waktu pelaksanaan yang terus berjalan dan mengikat. Kalau bahan bakunya belum siap sepenuhnya kan bisa berdampak dari pekerjaan yang kita laksanakan,” katanya.
Jika ini terhambat, diakui, ini terkait dengan penyerapan anggaran dan kemajuan dari pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Padahal, permintaan bupati, jika aspal hotmix belum dicampur dengan plastik kresek cacah diminta tidak boleh digelar dulu. Kondisi ini, katanya, cukup delematis, karena masyarakat jasa konstruksi juga sepakat
mendukung upaya penanganan sampah di Banyumas.
Semua Jenis
“Sebagai saran masukan, mestinya ini tidak hanya untuk campuran aspal hotmix saja. namun bisa diarahkan untuk semua jenis daur ulang yang membutuhkan bahan baku plastik, mislnya untuk campuran pembuatan tali rafia maupun perkakas rumah tangga yang dari bahan plastik,” sarannya.
Kondisi tersebut, jelas Lutfi juga sudah disampaikan ke Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda, dan beberapa kali melakukan diskusi dengan pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
“Dari DPU, informsinya ini nanti diakali dengan lelang dibuat beberapa kali atau bertahap. Pihak dinas yakin dengan model ini, bahan baku bisa dipenuhi. Bagi kami, yang penting bahan baku tersedia cukup, pasti bisa ditangani di AMP,” katanya.
Kepala DPU, Irawadi mengatakan, sebenarnya dari sisi limbah plastik kresek snagat besar dan mencukupi di Banyumas. Kekhawatiran soal belum siapnya pasokan bahan baku, kata dia, saat ini sedang disiapkan pengolahan limbah plastik cacah (membersihkan, mencacah dan mengeringkan).
“Solusinya untuk lelang pelaksanaan konstruksi hotmix plastik disesuaikan dengan pengadaan plastiknya. Meski tantangannya berat, program ini harus sukses karena bisa mengurangi limbah plastik dan mempertinggi kekuatan jalan hotmix,” jelasnya terpisah.
Karena tujuannya untuk ikut mengurangi sampah di Kabupaten Banyumas, dia menegaskan, bahan baku plastik kresek cacah harus diambil dari Banyumas, tidak boleh membeli dari luar dan membeli plastik cacah dari pabrik.
“Khusus untuk aspal hotmix, ini ada lima periode lelang dan setiap dua minggu ada lelang. Untuk lelang hotmix plastik ada 140 paket dengan total anggaran sekitar Rp 175 miliar,” katanya. (G22-20)