BANYUMAS – Untuk membangun kemandirian dan kewirausahaan, sejumlah pesantren kini terus memperkuat dan memperluas jejaring perekonomian. Kerjasama antar pesantren dan warga sekitar pesantren dilaksanakan.
Pondok Pesantren Miftahul Huda, Pesawahan, Kecamatan Rawalo juga melaksanakan itu. Selain mengembangkan pendidikan agama dan formal dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, pesantren ini juga mengembangkan kewirausahaan. Berbagai usaha ekonomi mulai dari peternakan ayam petelor, perikanan, konveksi hingga produksi sabun.
Pengasuh pesantren setempat, KH Habib Mahfudz mengatakan kegiatan kewirausahaan berbasis lingkungan pesantren ini telah terlaksana berkat dukungan Bank Indonesia ini telah ada sejak dua tahun lalu. Semua kegiatan kewirausahaan ini dilaksanakan berdasarkan analisis potensi dan kebutuhan pesantren dan masyarakat setempat.
“Melalui kegiatan kewirausahaan inilah, berbagai tempat yang semua kosong tak terpakai kini termanfaatkan secara produktif. Selain itu pembelajaran kewirausahaan untuk santri dan masyarakat sekitar pesantren juga terus berjalan,” katanya.
Melalui kegiatan santri berwirausaha inilah bisa mendidik santri punya jiwa mandiri ekonomi. Diharapkan setelah matang menekuni wirausaha di pesantren, mereka bisa mandiri secara ekonomi ketika bermukim di masyarakat.
Dikonsumsi
“Santri pintar ngaji itu wajib, pintar bisnis wirausaha juga harus. Hasil dari budidaya lele selama dua tahun ini dikonsumsi oleh warga pesantren setempat. Pesantren lainnya juga. Termasuk Ponpes Ihya Ulumuddin, Kesugihan, Cilacap,” katanya.
Selain belajar membudidayakan ikan lele, di lokasi lain yang masih dalam kompleks Ponpes Miftahul Huda yang dihuni sekitar 1150 santri ini juga terdapat peternakan 1500 ayam petelor, usaha laundry untuk kebutuhan santri, penggilingan padi, pertanian organik, konveksi dan produksi sabun. Semua kegiatan ini dikelola pengurus pesantren, santri dan melibatkan masyarakat setempat.
“Untuk produksi sabun mandi, sabun cuci perabot, sabun cuci baju, pewangi pelembut pakaian, sabun pembersih lantai semua terbuat dari bahan herbal. Berbagai produk ini baru saja mendapatkan ijin dari BPOM dan Depkes. Kini juga sudah digunakan sendiri khususnya untuk laundry hingga dipasarkan ke masyarakat dan pondok pesantren lainnya,” jelas Nyai Ika Hanan Masykur yang turut mengasuh santri pengelola produksi sabun di lingkungan pesantren tersebut. (K37-)