BANJARNEGARA – Banjir yang menggenangi persawahan di Blok Sindu Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara mulai surut, Selasa (9/2). Meski demikian, seratusan hektare sawah masih digenangi air dari luapan Sungai Brukah yang melintasi areal tersebut.
Camat Kalibening Waris Puji Rahayu mengatakan, kondisi genangan air saat ini mulai surut karena dalam sehari tidak turun hujan. Meski demikian, masih ada seratusan hektare lebih yang masih tergenang air.
“Untuk jalan yang menghubungkan Kalibening ke Bedana sudah tidak tergenang lagi,” katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan 6 kepala desa yang wilayahnya tergenang luapan Sungai Brukah. Pendataan dilakukan untuk mengetahui luasan sawah yang sudah tanam dan yang belum.
(Baca Juga: Puncak Musim Hujan, Masyarakat Banjarnegara Diimbau Waspada)
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara Totok Setya Winarna mengatakan, areal persawahan Blok Sindu memang kerap dilanda banjir saat musim hujan. Petani pun sudah tahu kondisi tersebut karena terjadi setiap tahun.
“Memang banyak sawah yang tergenang, tapi sebagian besar belum tanam. Dan persemaian pun tidak di lokasi itu,” jelasnya.
Totok menilai perlu dilakukan normalisasi Sungai Brukah. Agar kejadian tersebut tidak selalu terulang setiap tahun. Ada beberapa titik yang perlu dilakukan pengerukan dan pelebaran sungai. Diharapkan upaya tersebut akan menambah daya tampung sungai sehingga aliran air saat hujan lebih lancar.
“Dulu ada rencana dari provinsi untuk melakukan normalisasi,” ujarnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, luapan Sungai Brukah terjadi sejak 1 Februari 2021. Banjir tersebut hanya menggenangi wilayah persawahan yang dilalui sungai tersebut.
“Kami sudah cek lokasi, kondisi banjir belum mengancam rumah warga,” katanya. (cs-2)
Diskusi tentang artikel