CILACAP- Bencana banjir dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Cilacap pada Rabu-Kamis (13-14/1). Mengacu data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, dua bencana hidrometeorologi itu melanda 5 kecamatan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan, bencana banjir melanda Kecamatan Wanareja dan Kroya. Kemudian bencana tanah longsor melanda Kecamatan Dayeuhluhur, Majenang dan Cimanggu.
“Total bencana banjir dan tanah longsor terjadi di 5 kecamatan akibat curah hujan dengan intensitas tinggi,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto, Jumat (15/1).
(Baca Juga: Hujan Picu Banjir Bandang di Dayeuhluhur)
Dia mengatakan, bencana banjir di Kecamatan Wanareja melanda Desa Madura dan Wanareja. Kemudian banjir di Kecamatan Kroya melanda Desa Gentasari dan Mujur Lor.
Banjir Desa Madura berdampak pada 294 keluarga. Sebanyak 110 keluarga mengungsi. “Banjir juga merendam 15 hektare sawah,” katanya.
Masih mengacu data BPBD, bencana banjir Desa Wanareja melanda 150 keluarga. “Banjir merendam 35 hektare sawah,” jelasnya.
Selanjutnya, banjir Desa Gentasari melanda 15 keluarga. Sedangkan banjir Desa Mujur Lor melanda 8 keluarga.
Tanggap Darurat
Sementara itu, bencana tanah longsor di Kecamatan Dayeuhluhur melanda Desa Panulisan Timur. Satu rumah mengalami rusak ringan dan mengancam satu rumah lainnya. Tanah longsor di Desa Matenggeng berupa tebing longsor dan jalan desa tertutup longsoran.
Di Kecamatan Majenang, longsor melanda Desa Pengadegan dan Ujungbarang. Longsor di sana merusak dua rumah.
Tanah longsor di Kecamatan Cimanggu melanda Desa Bantarpanjang dan Negarajati. Bencana gerakan tanah di wilayah itu menimbun jalan desa dan mengancam satu rumah warga.
Badan itu sudah melakukan operasi tanggap darurat dan kordinasi bersama relawan dan dinas terkait untuk penanganan darurat bencana. Kemudian melakukan evakuasi korban banjir menggunakan perahu karet dan mendistribusikan bantuan logistik untuk penanganan.
(Baca Juga: Banyumas Raya Hadapi Puncak Musim Hujan)
Mengacu prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), bulan Januari 2021 ini sudah masuk puncak musim hujan pada sebagian besar di Cilacap. Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan, puncak musim hujan ditandai dengan lebih tingginya jumlah akumulasi curah hujan dalam bulan itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Cilacap, Arif Praptomo mengatakan, hujan lebat dengan durasi lama rentan memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor. Karena itu, penting untuk mewaspadai. (day-6)