PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu mengembangkan wisata alternatif. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kebosanan wisatawan terhadap pilihan destinasi wisata yang monoton.
Pelaku wisata, Wiwit Yuni mengemukakan, tiga tahun belakangan ini sejumlah objek wisata di kawasan lereng Gunung Slamet bagian selatan ini cukup laris. Bahkan, hampir setiap pekan, kemacetan terjadi di Baturraden.
“Hal ini menarik untuk dicermati. Karena peningkatan kunjungan membawa berkah. Tapi di sisi lain, itu akan menjadi bumerang karena pengunjung bisa merasa bosan, ataupun jengah dengan kemacetan di sekitar Baturraden,” katanya, Jumat (4/10).
Menurut dia, selain memunculkan kejenuhan, peningkatan pengunjung saat ini tidak sebanding dengan fasilitas pendukung seperti kamar mandi dan parkir. Meski terlihat sepele, kurangnya fasilitas itu menyebabkan pengunjung merasa kapok.
Salah satu solusinya, kata Wiwit, pemerintah perlu mendorong destinasi wisata alternatif seperti desa wisata maupun mengembangkan atraksi wisata lainnya. Hal ini bertujuan untuk memecah konsentrasi pengunjung di satu titik.
“Desa wisata di Banyumas cukup banyak yang menarik. Hanya saja belum dikelola dan dipromosikan dengan maksimal,” ujarnya
Menurut dia, wisata alternatif juga harus melibatkan komunitas maupun asosiasi pelaku wisata setempat, seperti Kelompok Sadar Wisata. Mereka akan menjadi ujung tombak promosi.
Dari 23 desa wisata di Banyumas, saat ini hanya 1 desa yang layak untuk dikunjungi, yaitu Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden. Sedangkan desa lainnya, masih membutuhkan peningkatan pengelolaan dan sumber daya manusia.
Komunitas
“Untuk skala pengunjung dari luar daerah, Desa Karangsalam. Lainnya masih membutuhkan proses panjang,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata (DPC HPI) Banyumas, Heri Nursinto mengatakan, dalam kurun waktu dua tahun ini terjadi pergeseran pola wisatawan dari mass tourism ke special interest tourism. Hal ini biasanya digarap oleh komunitas atau operator kelompok tertentu.
“Operator wisata minat khusus yang masih konsisten baru Baturraden Adventure Forest. Mereka andalkan canyoning dan wisata petualangan lainnya. Kalau saat ini sudah cukup, tapi promosinya perlu ditingkatkan,”
Menurut dia, perlu ada pengembangan aktivitas lain seperti menggandeng komunitas pecinta sejarah. Mereka diajak untuk menggelar open trip paket wisata museum maupun peninggalan sejarah di wilayah Banyumas.
“Tapi destinasi wisatanya juga perlu dibenahi sehingga layak untuk dikunjungi. Pemandunya juga harus memahami sejarah objek tersebut,” ujarnya. (K35-52)