PURWOKERTO – Kabupaten Banyumas dinilai memiliki potensi besar pengembangan bisnis ekspor keluar negeri. Komoditas yang kini terus dikembangkan, bahkan dilirik banyak eksportir adalah komoditas gula kristal atau dikenal dengan gula semut.
Hal itu ditegaskan Bupati Banyumas Ir Achmad Husein saat memberikan sambutan dalam peresmian pembukaan Layanan Transaksi Luar Negeri di Kantor Bank Jateng Cabang Koordinator Purwokerto, Selasa (17/12) lalu.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Banyumas tersebut, pihaknya telah merancang sebuah inkubator eksportir bagi para pelaku bisnis di Banyumas. Karena selain gula kristal, banyak komoditas unggulan Banyumas lainnya seperti kayu lapis, minyak atsiri, daun ketapang, sapu gelagah dan lainnya. Untuk komoditas gula kristal saja, kata dia, nilai transaksi ekspor mencapai sekitar Rp 300 miliar per tahun.
Dengan adanya potensi itu, lanjut dia, memang pihaknya terus berupaya mendorong agar pelaku usaha bisa semakin berkembang. Salah satunya dengan rancangan pembuatan incubator eksportir yang akan ditempatkan di Gedung Pratistha Harsa Purwokerto. Nantinya incubator eksportir tersebut dibuat seperti lembaga, yang akan diberikan ruang tersendiri, guna memacu pengusaha barang-barang produk unggulan Banyumas, untuk diekspor.
Dengan wadah tersebut, pihaknya ingin tim yang dibentuk mengelola inkubator eksportir dapat mencari peluang pemasaran produk. Selanjutnya, mereka mengajarkan kepada masyarakat tentang potensi yang bisa digarap dan dikembangkan untuk diekspor.
“Tim yang kami bentuk di inkubator, tentu memiliki andil besar untuk mencari peluang dan menyampaikan kepada masyarakat, serta mendampingi mereka untuk bisa memproduksi,” beber dia.
Lebih lanjut Husein menyebutkan, di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat atau pelaku usaha dituntut untuk jeli mencari berbagai peluang yang bisa digarap, dari pada harus menunggu permintaan pembeli yang datang.
“Ternyata peluang-peluang (pada pasar ekspor-red) tidak datang dengan sendiri. Kita tidak harus menunggu orang datang yang mengatakan saya butuh ini, saya butuh ini. Tetapi kita harus jeli, kita harus sensitif dan memasang radar kita setinggi-tingginya,” jelas dia.
Tangkap Peluang
Dengan upaya itu, diharapkan masyarakat khususnya pelaku usaha akan bisa menangkap peluang. Jika kemampuan membaca peluang tidak diasah dalam wadah tersebut, maka sangat sayang jika ada peluang sangat bagus namun tidak diambil.
“Saat ini kita harus bisa membaca peluang, harus berani mengambil, harus berani bersaing. Kalau kita tidak berani merebutnya, ya kita hanya bisa menjadi penonton saja,” beber Husein.
Pihaknya sangat berharap, nantinya di inkubator eksportir, para pelaku usaha bakal dibimbing, diarahkan dan didampingi mengenai berbagai hal mengenai potensi pasar ekspor. Sebab, nantinya pengetahuan yang menyangkut kualitas produk bernilai ekspor serta teknis menggeluti bisnis ekspor dapat diberikan. Pelaku ekspor diarahkan untuk mandiri dan mampu menjalankan usahanya masing-masing.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank Jateng, Ony Suharsono mengaku bekerjasama dengan Pemkab Banyumas, guna melakukan pendampingan-pendampingan dalam sebuah wadah incubator ekportir tersebut.
“Kami sangat siap jika memang harus memberikan pendampingan-pendampingan sejak awal kepada pelaku usaha di incubator tersebut. Karena saat ini kami telah membuka layanan transaksi luar negeri yang tujuannya juga menjangkau mereka,” ujarnya. (mar-20)