PURWOKERTO-Inovasi penukaran uang steril yang diterapkan Pasar Manis Purwokerto mendapat apresiasi dari Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Matheos Tan. Apresisasi itu diungkapkan saat melakukan kunjungan ke pasar tradisional bergaya modern yang berada di Jalan Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto, Jumat (7/8).
Kedatangan tim dari Kemendagri ini merupakan monitoring fasilitas publik milik Pemkab Banyumas yang belum lama ini mendapat penghargaan sebagai pasar tradisional paling inovatif dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
“Salah satu yang menarik di Pasar Manis ini adalah penukaran uang steril. Menurut kami ini jarang dilakukan oleh pengelola pasar. Sepertinya Banyumas yang pertama kali melakukan inovasi ini. Satu lagi yang saya apresiasi disini sudah bisa transaksi non tunai dan juga sudah bisa belanja online,” kata Matheos didampingi Sekda Banyumas, Wahyu Budi Saptono dan sejumlah Pejabat Pemkab Banyumas.
Matheos mengatakan, penukaran uang steril bisa membantu pencegahan penularan Covid-19, karena salah satu media penularannya melalui uang yang berpindah tangan dari satu orang ke orang lainnya. Karenanya ia meminta agar inovasi tersebut bisa dilakukan di pasar lainnya yang ada di Banyumas.
“Ini kolaborasi yang bagus antara Pemkab Banyumas dengan pihak bank. Akan lebih baik lagi jika bisa diterapkan di pasar lainnya yang ada di Kabupaten Banyumas. Daerah lain juga bisa mencontoh inovasi ini sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19,” ujarnya.
Nontunai
Sekda Banyumas, Wahyu Budi Saptono mengatakan, sejak pandemi Covid-19 beberapa pasar tradisional sudah menerapkan protokol kesehatan, salah satunya yakni Pasar Manis. Bahkan sebelum pandemi, Pasar Manis sudah melakukan pembayaran non tunai dengan bekerjasama pihak bank.
“Sebelum ada lomba inovasi dan malah sebelum pandemi covid-19, Pasar Manis sudah menerapkan pembayaran non tunai, meskipun belum semua pedagang melaksanakannya. Kita terus edukasi ke pedagang dan juga pembeli agar bisa melakukan transaksi non tunai untuk mengurangi kontak langsung,” katanya.
Wahyu mengatakan, saat ini pihaknya sedang gencar mensosialisasikan pembayaran non tunai melalui aplikasi QR Indonesian Standard (QRIS) dari Bank Indonesia. Beberapa pedagang, lanjutnya, sudah ada yang menggunakan aplikasi ini untuk transaksi.
Selain itu transaksi juga bisa dilakukan melalui aplikasi berbasis android yakni “Beceer” untuk keperluan belanja berbagai kebutuhan.
“Penukaran uang steriil kita bekerjasama dengan Bank Jateng, dan hanya melayani pembeli yang belanja di pasar manis. Khusus untuk transaksi non tunai kita sarankan para pedagang dan pembeli bisa melakukan transaksi melalui aplikasi QRIS. Kami terus berupaya melakukan upaya untuk mencegah penularan covid-19,” ungkap Wahyu. (G22-2)