PURWOKERTO – Bank Indonesia memprioritaskan program ketahanan pangan untuk menjaga stabilitas harga.
“Kami prioritaskan kaitannya dengan tugas pokok BI, yaitu penyediaan bahan pangan. Supaya volatile food bisa bertahan. Sehingga harga tidak gelonjak,” kata Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto disela-sela acara seremoni penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PBSI) di Showroom Batik Papringan, Banyumas, Kamis (6/2).
Dia mencontohkan, program di Brebes untuk membantu para petani bawang merah. Sebab, bawang merah pada saat memasuki musim panen harganya turun. Saat ini, harganya naik. “Ini kami coba membantu UMKM-nya dari hulu sampai hilir,” katanya.
Selain bawang merah, program lainnya yaitu pengembangan klaster di beberapa daerah seperti di Kabupaten Banjarnegara.
BI juga melibatkan ahli dari kalangan akademisi, seperti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang penerapan teknologi pertanian budidaya tanaman bawang putih agar dapat menghasilkan bawang putih yang besar.
“Tujuannya, kalau berhasil bisa direplikasi di tempat lain. Tentu saja kita kerja sama dengan dinas, lembaga kementerian pertanian, dan UMKM,” ujarnya.
Dikatakannya, bawang putih lokal kalah bersaing karena barang putih dari Tiongkok lebih besar, meskipun soal rasa bawang putih lokal lebih enak.
“Kita kalah dengan Tiongkok karena bawang putihnya besar-besar. Tapi kalau dari rasa kata orang, bawang putih kita lebih enak. Sedikit saja sudah terasa. Nah ini bagaimana caranya bawang putih ini bisa besarnya seperti di Tiongkok dengan rasanya khas Indonesia,” tuturnya. (H60-60)