CILACAP– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap mengingatkan kepada masyarakat terkait potensi bencana alam di masa transisi dari musim kemarau menuju ke musim hujan, atau dikenal pancaroba.
Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto, bencana yang rentan terjadi di masa pancaroba berupa angin kencang atau puting beliung. Hujan lebat juga rentan memicu pergerakan tanah, setelah sekian waktu kering di musim kemarau.
“Betul itu, bencana angin kencang atau puting beliung penting diantisipasi, karena rentan sekali terjadi di masa pancaroba,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto, dihubungi Minggu (29/9).
Dalam masa transisi atau pancaroba, hujan biasanya turun dengan singkat namun lebat. Hujan rentan disertai petir dan angin kencang atau puting beliung. Sesuai kapasitas, pihaknya aktif memantau perkembangan kondisi dan informasi di wilayah. Koordinasi dengan jajaran pemerintah dari tingkat kecamatan hingga desa juga dilakukan.
“Dari pengamatan sejauh ini, yang sudah muncul angin. Kalau curah hujan belum terlalu,” kata dia.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo sebelumnya mengatakan, masa transisi diperkirakan mulai berlangsung dalam akhir-akhir bulan ini, atau awal bulan Oktober 2019. Masa peralihan itu diperkirakan berlangsung hingga dasarian ketiga, atau sepuluh hari terakhir di bulan Oktober mendatang. Setelah itu, Kabupaten Cilacap akan memasuki musim hujan.
“Secara umum musim hujan di Kabupaten Cilacap diperkirakan mulai dasarian ketiga Oktober. Ada juga sebagian wilayah yang mulai masuk musim hujan di awal bulan November,” kata dia.
Dia menyampaikan, sifat hujan di masa pancaroba biasanya singkat namun lebat. Sesekali rentan disertai petir, angin kencang atau puting beliung.
“Hal inilah yang penting untuk diantisipasi oleh semua pihak,” kata dia.
Hujan lebat di masa transisi, lanjut dia juga rentan memicu bencana tanah gerak hingga longsor. Potensi itu karena dipengaruhi perubahan kondisi yang sedianya kering, kemudian basah usai diguyur hujan.
“Antisipasi longsor terutama di titik rawan dengan kondisi tanah labil. Ketika musim kemarau tanahnya kering dan cenderung retak-retak, itu rentan mengalami pergerakan saat diguyur hujan lebat di masa transisi. Begitu juga di awal-awal musim hujan,” kata dia. (tg-)