BANJARNEGARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara mensosialisasikan bencana dan penanganannya kepada anak usia dini. Pada sesi sosialisasi juga dilakukan simulasi siaga bencana yang diikuti oleh anak-anak dan orang tuanya.
Kepala BPBD Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, sosialisasi kebencanaan merupakan salah satu upaya mitigasi bencana untuk mengurangi risiko akibat bencana. Karena itu, sosialisasi diberikan kepada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali anak usia dini.
“Diharapkan, anak-anak mengetahui potensi bencana di wilayahnya, dan tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana atau upaya untuk mengurangi risiko bencana,” katanya.
Kegiatan sosialisasi dan simulasi bencana diikuti oleh ratusan siswa dari 25 kelompok belajar pendidikan anak usia dini (PAUD) se-Kecamatan Sigaluh. Kegiatan dilakukan bergantian selama 4 hari sejak Senin (17/2) hingga Kamis (20/2).
Sesi sosialisasi dimulai dengan pengenalan jenis bencana alam, menonton film animasi bencana alam, pengenalan dasar penanggulangan bencana dan penyelamatan saat gempa bumi, pengenalan peralatan penanganan bencana dan simulasi bencana gempa bumi. Dalam simulasi siaga bencana yang dilakukan di halaman kantor BPBD Banjarnegara, anak-anak, orang tua dan guru pendamping sangat antusias.
Dari simulasi tersebut, anak-anak dan ibu diperagakan langkah yang seharusnya dilakukan saat terjadi gempa, yakni tenang dan tidak panik lalu berlindung di bawah meja atau keluar ruangan dengan melindungi kepala menggunakan kursi atau tas. Selain itu, saat gempa usahakan untuk tidak berada dekat dengan lemari atau barang pecah belah.
“Jika berada dalam gedung tinggi, upayakan segera keluar dari bangunan itu dengan menggunakan tangga darurat menuju tempat evakuasi,” ujarnya.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo menambahkan, pihaknya terus melakukan upaya mitigasi bencana melalui sosialisasi kebencanaan kepada masyarakat.
Menurutnya, pengetahuan tentang potensi bencana dan cara penyelamatan diri sangat penting dikuasai oleh masing-masing warga.
“Dengan pengetahuan ini, maka orang tidak akan panik saat terjadi bencana, sehingga mereka bisa menyelamatkan dirinya dan orang-orang di sekitarnya,” pungkasnya. (K36-52)