BANYUMAS – Sebanyak 16 anak-anak di wilayah Kecamatan Wangon, Banyumas mengikuti kegiatan khitanan massal yang digelar di Klinik Menara Gading Wangon, Sabtu (7/11/2024). Klinik yang sudah berdiri sejak 2008 tersebut, kini juga membuka layanan poli Khitan.
Menurut Direktur klinik Menara Gading, drg. Uswatun Hadanah sunatan massal bagi anak anak selain sebagai wadah untuk terus menebar kebaikan dan manfaat bagi umat dalam bidang rohani dan kesehatan anak menuju masa balighnya sekaligus sebagai launching dibukanya poli khitan terutama di wilayah Banyumas Barat.
“Program sunatan massal ini merupakan yang pertama disini sebagai ajang bakti sosial pada masyarakat sekitar dan memperkenalkan pada mereka ada poli khitan untuk warga di daerah Wangon,”katanya.
Dokter gigi yang juga owner klinik Menara Gading menambahkan selama ini pihaknya rutin mengadakan bakti sosial sekala besar tiap tahun dengan berbagai program yang berbeda sepert pembagian sembako, santunan anak dan lainnya di tempat yang berbeda beda. Sedang untuk anak yang disunat gratis tersebut diberi bingkisan dan jadwal kontrol.
“Agar merasa gembira usai disunat, anak anak kita beri bingkisan dan santunan, hal ini untuk memotivasi orang tua dan anak lainnya untuk tidak takut ketika masanya untuk disunat, kadang kan anak takut kalau mendengar besok disunat,”katanya.
Dokter Uswatun juga mengatakan bahwa khitan Khitan untuk anak-anak adalah amalan yang menggabungkan nilai agama, kesehatan, dan kebersihan. Sehingga disarankan pada orang tua memperhatikan waktu dan kapan harus dikhitan dengan tepat.”Dan di klinik ini terdapat tenaga medis yang mampu akan khitan,”katanya.
Sementara salah stau tenaga medis yang menangani khitanan massal, Abdul Mufid menjelaskan agar anak berani untuk dikhitan. Menurutnya setiap anak memiliki karakter berbeda baik itu soal nyali maupun tingkat keberaniannya, sehingga perlu ada edukasi terlebih dahulu.
“Setiap anak yang menghadapi masa khitan memiliki tingkatan berbeda baik nyali, rasa takut, dan keberanian, jadi mereka perlu diedukasi dulu, minimal orang tuanya dilakukan konsultasi oleh tenaga kesehatan terlatih dan profesional.
Mufid menambahkan khitan di era kini bersifat modern dengan berbagai metode seperti tanpa jarum suntik dan lainnya, tergantung keputusan orang tua menggunakan metode yang disarankan oleh tenaga medis. “Biasanya menggunakan teknik tradisional (pisau) atau modern seperti laser, bergantung pada tempat dan teknologi yang tersedia,”pungkasnya.