PURBALINGGA – Dalam situasi pandemi Covid-19, penderita TBC (Tuberculosis) juga harus mendapatkan perhatian serius.
Kabupaten Purbalingga memiliki jumlah penderita Tuberkulosis yang cukup banyak. hingga November 2021, ada lebih dari 2000 penderita TBC di Purbalingga.
Yayasan Mentari Sehat Indonesia (MSI) Purbalingga, Imam Nur Faozi menyebut penyakit TBC dan Covid -19 memiliki karakteristik yang hampir sama.
Imam menjelaskan, penyakit yang muncul akibat kuman Mycobacterium tuberculosis ini sangat mudah menular dan mematikan.
(Baca Juga :Tenang, Citilink Tetap Terbang di Purbalingga Kok)
Penyakit ini bisa menular melalui percikan ludah yang keluar dari pengidapnya. Biasanya, ini terjadi saat pengidap penyakit itu berbicara, batuk, atau bersin.
“Orang yang mengidap TBC akan lebih rentan lagi terkena Covid-19. Karena daya tahan tubuh dan kondisi paru-paru yang sudah terinfeksi bakteri Tuberkulosis,” kata Imam, kemarin.
Penyakit Tuberkulosis menjadi lebih mudah menyerang orang yang memiliki sistem kekebalan rendah, misalnya pengidap HIV dan Covid-19.
Dengan risiko yang tinggi dan masih rendahnya pemahaman masyarakat, Yayasan MSI Purbalingga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Purbalingga mengadakan Workshop TBC-Covid-19.
Kader TBC
Hadir pada kegiatan itu Kader TBC di Kota Perwira. Acara berlangsung di Aula Kampus Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah (ITBM) Purbalingga, 20 November 2021.
“Workshop ini dilaksanakan agar kualitas para kader TBC di lapangan meningkat dan selalu siap menghadapi berbagai tantangan tidak hanya persoalan ini saja tetapi juga Covid-19,” jelas Imam.
MSI Purbalingga akan melakukan pelayanan dan pendampingan melalui kerja sama dengan Organisasi Pemerintah Daerah terkait dan masyarakat untuk menuntaskan Tuberkulosis di Purbalingga.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Purbalingga, Ediyono SKM menegaskan bahwa Tuberkulosis bukan penyakit biasa namun penyakit serius yang harus dituntaskan.
(Baca Juga : Milad Muhammadiyah: Sumbangsih Bagi Pemkab Besar)
“Workshop ini adalah salah satu terobosan yanng kami berikan kepada para Kader TBC agar lebih semangat dan jeli lagi dalam melalukan investigasi kontak dan kunjungan rumah penderita penyakit ini,” kata Ediyono.
Kuat Waluyo SSIT dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga dalam workshop itu kembali mengingatkan pandemi belum usai. Penularan Covid-19 masih rawan terjadi.
“Umtuk itu kami berharap para kader TBC turut ikut serta mengawasi dan mengedukasi masyarakat agar selalu peduli akan kesehatannya dengan mematuhi protokol kesehatan,” ucap Kuat.
BPBD Purbalingga berharap kader TBC di Purbalingga menjadi garda terdepan. Tidak hanya persoalan Tuberkulosis tetapi juga ikut membantu pemerintah dalam rangka Indonesia bebas Covid-19. (ri-4)