PURWOKERTO-Penyediaan beras untuk kebutuhan program bantuan sosial (bansos) sembako reguler maupun terdampak Covid-19 di Kabupaten Banyumas, mulai Juli ini tidak lagi melibatkan peran Perum Bulog setempat.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermades) Banyumas, Lili Mudjiarto mengatakan pengadaan beras kini diserahkan kepada mekanisme pasar bebas melalui pedagang atau penyuplai. Sehingga dikhawatirkan kontrol terhadap kualitas dan kuantitas barang tidak terjaga dengan baik.
“Secara informal memang diinformasikan Bulog mulai bulan ini sudah tidak ikut memasok beras untuk bantuan sembako. Namun secara resmi belum masuk ke kami (Dinsospermades). Sekarang diserahkan ke agen (e-warung) dengan para penyuplai (pedagang beras), dengan membuat perjanjian kerjasama (PKS),” katanya Senin (20/7).
Sebelumnya, beras untuk jatah keluarga penerima manfaat (KPM) lewat program BPNT reguler, kini berganti program sembako reguler dan terdampak Covid-19 masih dipasok dari Bulog. Untuk penyaluran ke agen dan KPM melibatkan sejumlah mitra kerja Bulog (pengusaha/pedagang beras) yang terhimpun dalam Asosiasi Perberasan Banyumas (APB).
HET Beras
Beras yang diambil oleh mitra kerja dari Bulog sudah lolos uji sesuai syarat dari pemerintah, seperti penentuan harga tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET). Kualitas beras harus memenuhi kadar air, kadar rontok sekian persen.
Kendati Bulog sudah tidak terlibat langsung, Lili menyakini, kalangan APB yang sudah menjalin kerjasama dengan agen, tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan terkait pengadaan beras yang berkaulitas. Apalagi dibanding dengan jenis komoditas lain untuk program sembako ini, masalah beras sudah ada aturan yang ketat dari pemerintah.
“Mereka (APB) kan selama ini sudah cukup pengalaman menjadi mitra kerja Bulog. setelah tidak mengambil beras dari Bulog (pengadaan langsung), pasti tetap mematuhi ketentuan-ketentuan terkait kualitas barang. Jangan sampai KPM dirugikan,” peasannya.
Ketua APB, Agus Purwanto dikonfirmasi terpisah mengatakan, saat ini Bulog ada tugas lain dari pemerintah pusat untuk pengadaan sekitar 10 juta ton beras. Sehingga khusus di Banyumas, tidak lagi ikut menyuplai jatah bansos sembako.
“Tapi Bulog sini, tetap mendukung APB untuk melanjutkan ketersediaan pangan (beras) untuk menjaga stabilitas harga, khussunya saat beras berkurang. Panen pertama ini tidak terlalu banyak dan harganya juga tinggi di pasaran atau masyarakat luas,’ kata pengusaha beras asal Jatilawang ini.
Diluar itu, kata dia, mitra kerja (APB) juga tetap diminta pihak Bulog untuk membantu pengadaan beras atau gabah guna ketersediaan stok nasional. Sehingga Bulog kembali fokus untuk penyediaan stok nasional. (G22-)