PURWOKERTO – Pemberian vaksin Covid-19 di Kabupaten Banyumas rencananya dijadwalkan masuk gelombong kedua di Jateng. Kemungkinan terdekat dilaksanakan pertengahan Februari mendatang.
Untuk tahap pertama, dimulai 14 Januari ini, selain untuk provinsi, juga untuk tiga daerah penyangga. Yakni Kota Semarang, Kabupaten Semarang dan Kota Surakarta.
“Banyumas masuk gelombang dua, Februari mendatang. Kita sebenarnya sudah siap, tapi karena ini menjadi kewenangan pemerintah pusat dan provinsi. Kita sifatnya menunggu,” kata Bupati Achmad Husein didampingi Wakil Bupati Sadewo Tri Lastiono, Sekda Wahyu Budi Saptono dan jajaran Dinas Kesehatan, saat sosialisasi rencana vaksinasi di Banyumas ke kalangan media, di halaman Pendapa Sipanji Purwokerto, Kamis (14/1).
Dalam kesempatan itu, Husein menyakinkan, bahwa vaksin untuk membentuk imunitas (kekebalan tubuh) yang diprogramkan pemerintah aman, karena sudah melalui berbagai riset dan kajian. Pihak MUI sendiri, katanya, juga menjamin vaksin yang masuk Indonesia adalah halal.
(Baca Juga: Vaksinasi Massal Pulihkan Kepercayaan Masyarakat)
“Bahkan ini juga dianggap suci. Kalau dimakan tidak masalah, kalau kena air wudlu tidak perlu wudlu lagi. Vaksinasi ini harus berhasil karena menyangkut keselamatan kita semua,” tandasnya.
Pihaknya menargetkan, di Banyumas paling tidak yang divaksin sampai 95 persen dari warga yang masuk kreteria penerima vaksin Covid-19. Namun pihaknya sejauh ini belum bisa memutuskan untuk mewajibkan kepada semua masyarakat, kendati dari pemerintah pusat ada yang menyampaikan, ada aturan hukum yang mengatur tentang sanksi terkait penolakan vaksinasi.
Evaluasi Pelaksanaan
Hal itu, katanya, akan dilihat dari evaluasi pelaksanaannya nanti. Jika yang divaksin nanti hanya mencapai 65 persen, kata dia, bisa saja nanti ada kebijakan tersendiri untuk memasifkan vaksinasi hingga tercapai angka 95 persen.
“Saya sudah komunikasi dengan ketua DPRD, memungkinkan tidak dimasukkan ketentuan pasal yang terkait vaksin di perda tentang penanggulangan penyakit menular. Tapi ini akan dikaji lebih dulu oleh DPRD,” ujar bupati.
Menurutnya, untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat yang besar, pihaknya akan mengandeng semua elemen masyarakat, termasuk unsur Forkompinda, Forkompincam, tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
“Kita juga berharap media bisa membantu memberikan informasi yang sesuai, karena informasi tentang vaksn ini di masyarakat masih simpang siur. Di akun media sosial saya, banyak pertayaan soal vaksin, termasuk yang takut disuntik itu bagaimana,” ujarnya.
Bupati menilai, vaksin ini merupakan cara yang dianggap bisa mengatasi masalah Covid-19 sampai 80 persen. Sehingga program imunisasi melalui vaksin ini harus bisa sukses. Untuk penanganan yang 20 persen, katanya, dilakukan dengan mematuhi protokol kesehatan dengan ketat.
“Memang vaksinasi tidak dapat menyelesaiakan secara keseluruhan, tapi ini sangat menunjang betul terhadap penyelesaian Covid-19,” tandasnya. (aw-2)