PURWOKERTO – Harga cabai di pasar tradisional Banyumas dalam sepekan terakhir bergejolak. Saat ini harga di tingkat eceran telah menembus antara Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per kilogram.
Pedagang sayuran di Pasar Wage Purwokerto, Kamsiah (56) menuturkan, kenaikan harga akibat pengaruh cuaca. Barang yang keluar dari sentra penghasil sayuran, seperti Magelang dan Muntilan ke pasar tradisional sedikit.
“Hujan banyak cabai yang siap petik rusak dan busuk, jadi barang yang ke sini terbatas. Akibatnya, harga jadi naik,” kataya, Kamis (30/1).
Ia tidak mengetahui kenaikan harga akan naik atau sebaliknya. Namun, kondisi saat ini membuat pedagang harus mengeluarkan modal lebih besar untuk kulakan. Padahal, permintaan cenderung turun.Pedagang cabai, Tirah (48) menuturkan, kulakan 10 kilogram harus merogoh kocek Rp 800 ribu.
“Modalnya besar karena harganya naik. Sebelumnya harga cabai rawit merah berkisar Rp 40.000 tapi sekarang sudah naik menjadi Rp 75.000, bahkan dua hari lalu Rp 90.000 per kilogram,” katanya.
Tak hanya cabai rawit merah. Harga cabai jenis lain, seperti cabai merah keriting dan cabai merah besar teropong juga naik. Kedua jenis cabai itu kini menembus Rp60.000 perkilogram. Padahal sebelumnya harganya Rp 40.000 per kilogram.
Tirah mengatakan, cabai yang harganya stabil dan cenderung murah ialah cabai hijau besar. Harganya berkisar antara Rp 15.000 hingga Rp 18.000 per kilogram.
“Cabai hijau murah karena permintaannya sedikit. Kebanyakan konsumen justru beli cabai rawit merah dan cabai merah keriting,” ujarnya.
Ia mengemukakan, kenaikan harga cabai tidak diimbangi dengan risiko yang bakal dialami. Sebab, kondisi saat ini cabai tidak tahan lama.
“Kerugian kami kalau tidak cepat terjual cabai menjadi busuk. Kalau busuk harganya murah. Padahal, harga kulakannya tinggi,” terangnya.(H60-60)