CILACAP – Capaian indikator Total Fertility Rate (TFR) di Kabupaten Cilacap tahun 2019 sesuai hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) sebesar 2,18 dari target sebesar 2,46.
TFR sebesar 2,1 adalah angka capaian ideal, yang bisa diartikan penduduk tumbuh seimbang. Adapun yang dimaksud dengan angka TFR 2,1 maka dua anak yang dilahirkan hanya akan menggantikan orang tuanya. Wilayah dengan TFR 2,1 dalam jangka waktu lama, dapat mengalami pertumbuhan nol.
Kepala Dinas Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBPPPA) Kabupaten Cilacap, Murniyah dalam keterangan tertulis mengatakan, kondisi itu akan terus ditingkatkan melalui penggarapan program Keluarga Berencana (KB) dengan lintas sektor, seperti TNI-POLRI dan Organisasi Masyarakat seperti PKK, Aisyiyah, Muslimat dan lainnya.
(Baca Juga: BKKBN Dorong Generasi Berencana)
Pencapaian itu juga didapatkan dari dukungan Pemkab Cilacap melalui pengalokasian anggaran di Dinas KBPPPA. Pada 2020 alokasi anggaran untuk Dinas KBPPPA lanjutnya sebesar Rp 14,4 miliar. Dikatakan, Pemkab Cilacap juga telah menerbitkan beberapa regulasi untuk menujang keberhasilan program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (KKBPK).
Selain itu, kata dia APBDes desa-desa sejak 2017 juga telah dialokasikan untuk menunjang program ini. Dimana anggaran tersebut sampai sejauh ini sudah mencapai Rp 6,5 miliar atau rata-rata sebesar Rp 22, 817 juta per desa. Hal tersebut ditambah adanya kampung KB, yang sejauh ini berjumlah 163 tempat.
“Secara umum pelaksanaan Program Kampung KB di Cilacap sudah cukup baik. Hal ini dilihat dari tingkat capaian indikator TFR Kabupaten Cilacap dari target 2,46 di Tahun 2019 tercapai 2,18 berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) di Tahun 2017 sebesar 2,36,” jelasnya.
Terkait hal tersebut, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, dan Ketua Tim Penggerak PKK Cilacap Teti Rohatiningsih menerima penghargaan Manggala Karya Kecana (MKK) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI. (K17-2)