PURBALINGGA – Tim pelaksana pengabdian masyarakat dari tiga perguruan tinggi, yakni Fakultas Perikanan dan Perikanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) terus meningkatkan jalinan kemitraan dengan kalangan perajin cococraft asal Kabupaten Purbalingga.
Bentuk dukungan kemitraan yang dilakukan, yakni kegiatan penelitian dan pengabdian yang menyertakan dosen, peneliti, pengabdi dan mahasiswa. Kegiatannya diwujudkan melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD).
Ketua PPPUD untuk Cococraft Bermutu dari UMP, Dr Ir Dumasari MSi mengatakan, kegiatan PPPUD ini sudah berlangsung dua tahap sejak 2020 dan 2021. Hilirisasi hasil riset yang disponsori oleh DRPM Kemenristek DIKTI direalisasikan untuk meningkatkan kualitas mutu dan volume
produksi cococraft ke kalangan perajin di kabupaten tersebut.
Meurutnya, transfer teknologi pada tahap pertama dan kedua mampu meningkatkan kemahiran pengrajin dalam identifikasi karakteristik bahan baku terbaik, teknik potong dan belah bahan baku. Kemudian memperkaya desain motif sesuai tren pasar, teknik ikat rakit, teknik pemolesan dan pemanfaatan e-commerce untuk perluasan pasar.
”Kegiatan PPPUD sangat membantu pengrajin dalam menggunakan berbagai peralatan teknologi kekinian pemotongan dan pembelahan, mesin serut, mesin poles, mesin bor plong, mesin amplas, hand saw, jigsaw mechine, mesin pahat profil, mesin pengupas permukaan kayu dan lainnya. Berbagai peralatan tersebut memudahkan pengrajin untuk memproduksi produk
cococraft bermutu,” katanya, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan, peluang cococraft bermutu sebagai produk unggulan Purbalingga telah didukung dengan kegiatan kemitraan bersama Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP. Dinamika Purbalingga sangat pesat dalam pembangunan daerah yang mendukung pengelolaan ekonomi kreatif untuk pemberdayaan masyarakat lokal.
”Produk cococraft bermutu merupakan salah satu hasil produksi usaha berbasis ekonomi kreatif yang dikelola pengrajin di Purbalingga. Cococraft merupakan aneka jenis kerajinan berbahan limbah kayu kelapa (glugu) dan tempurung. Produk ini memiliki beragam desain motif yang semakin artistik dan berdekorasi kontemporer,” jelasnya.
Pemkab Memberikan Dukungan
Dumasari mengatakan, Pemkab Purbalingga juga serius dalam memberikan dukungan moril dan material kepada kelompok pengrajin cococraft. Bantuan gedung sebagai sarana bengkel kerja telah rampung dan dimanfaatkan maksimal oleh pengrajin.
”Lokasi bengkel kerja terpusat untuk sentra produksi cococraft bermutu berada di Purbalingga Wetan. Pengembangan usaha mikro ini menyerap tenaga kerja, termasuk kaum milenial yang berasal dari lingkungan sekitar dan luar Purbalingga Wetan,” ungkapnya.
Ketua Kelompok Pengrajin Manunggal Karya, Soetrisno menjelaskan, kemanfaatan PPPUD sangat berarti guna menyelesaikan pesanan cococraft dari berbagai segmen pasar dan pelanggan agar tepat waktu.
”Kegiatan PPUD diharapkan pengrajin lain dapat berlanjut hingga tahap ketiga Tahun 2022. Perluasan pemasaran produk unggulan Purbalingga ini termasuk tujuan PPPUD selama tiga tahap. Jangkauan pasar telah sampai skala nasional. Segmen pasar yang menjadi langganan berasal dari beberapa kota di Kalimantan dan Sumatera, serta Bali,” jelasnya.
Menurut Soetrisno, usaha mikro cococraft bermutu masih membutuhkan teknik sortir dan grading sebagai bagian dari uji kontrol produk. Teknik pengawetan produk juga dibutuhkan oleh pengrajin untuk mengurangi risiko kerusakan produk.
”Peningkatan seni dekorasi artistik yang kontemporer penting untuk menempatkan cococraft bermutu pada kelas soucvenir khas yang bernilai seni, sehingga layak menjadi produk koleksi berharga. Beberapa transfer teknologi tersebut direncanakan terlaksana pada tahap ketiga dari PPPUD tahun ini,” ujar dia.(aw-7)