PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas memperkirakan sebanyak 3.000 pemudik sudah masuk ke wilayah Banyumas lebih awal sebelum penerapan kebijakan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadi mengemukakan, berdasarkan pantauan, para pemudik itu tidak hanya berasal dari jalur barat. Sebagian berasal dari wilayah timur seperti Surabaya.
“Walaupun sebagian besar pemudik berasal dari barat, namun ada juga yang masuk lewat jalur tikus seperti Surabaya,” kata dia, Jumat (7/5/2021).
Agus mengungkapkan, pemudik yang masuk ke Banyumas lolos dari penyekatan perbatasan. Mereka diduga memasuki Banyumas pada saat petugas pos penjaga sedang beristirahat. Adapula pemudik yang menyusuri jalur tikus dengan menggunakan travel gelap.
Menurutnya, petugas masih kesulitan mengatasi banyaknya pemudik yang menggunakan travel gelap. Sebab, mereka memilih melewati jalur selatan untuk masuk ke Banyumas.
(Baca Juga: Sekat Pemudik, Polsek Ajibarang Malah Dapat Mobil Penuh Petasan)
“Sebagian besar yang pakai travel gelap masuknya lewat jalur selatan sana. Lewat Jeruklegi (Cilacap), Pangandaran (Jawa Barat). Yang menggunakan travel gelap cukup banyak dan mereka diturunkan di rumah-rumah yang kelewatan. Jadi, nggak di stasiun atau terminal itu yang membuat semakin repot,” ungkapnya.
Agus menambahkan, berdasarkan hasil tes cepat antigen di posko penyekatan, seluruh pemudik yang terjaring hasil negatif Covid-19. Petugas melakukan tes ini secara acak.
Sementara untuk pemudik yang lolos, Agus mengatakan, hal itu menjadi materi pembicaraan pada rapat koordinasi Jumat (7/5/2021). Pemerintah desa akan melakukan skrining terhadap warganya yang pulang kampung. “Makanya kita merapatkan hal ini dalam rangka mendukung PPKM mikro agar pemudik yang lolos dan masuk desa bisa langsung di screening oleh desa,” katanya. (mg02-2)