PURWOKERTO – Pemprov Jateng saat ini terus melakukan langkah-langkah antisipasi terkait dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat kasus penyebaran virus korona.
”Kami sudah mendapat masukan terkait kemungkinan dampak yang ditimbulkan akibat virus korona. Kami memang sedang konsolidasi terkait efek ekonomi yang bisa muncul,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat melakukan pemantauan kesiapan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo menangani pasien suspect korona, baru-baru ini.
Menurutnya, pemerintah provinsi sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi terkait dampak ekonomi yang bisa muncul akibat adanya kasus virus korona. ”Seperti kita ketahui, ekspor Jateng itu terbesar pertama ke Amerika, kedua ke Jepang dan ketiga ke China,” ujarnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi agar ekspor tersebut tidak terganggu akibat kasus korona. Selain itu, lanjut dia, Jawa Tengah selama ini juga mengimpor sejumlah produk yang berasal dari China, salah satunya di bidang tekstil, yakni kapas.
Kendati demikian, sejumlah upaya dilakukan agar Jawa Tengah tidak tergantung dengan kapas yang didatangkan dari China dan ini juga sesuai dengan apa yang sudah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo.
”Misalnya kapas kita ganti dengan rayon yang bisa selama ini dipenuhi dari dalam negeri, sehingga tidak tergantung lagi dengan kapas yang berasal dari China,” jelas dia.
Selain itu, selama ini pemenuhan kebutuhan bawang putih di Indonesia juga masih bergantung dari China, sebab produksi bawang putih secara nasional di Indonesia baru mencapai sekitar 5 persen, padahal kebutuhannya cukup banyak.
Momentum
”Adanya kasus ini hendaknya bisa menjadi momentum bagi kita untuk mampu memproduksi bawang putih sendiri dengan cara menanam sebanyak-banyaknya. Sehingga kita menjadi negara yang berdaulat bawang putih dan tidak lagi tergantung dari China,” nilainya.
Bahkan, lanjut dia, informasi yang diperoleh bawang putih ternyata tidak bisa membawa virus korona. Oleh karena itu Indonesia bisa mendatangkan benih bawang putih dari luar untuk dikembangkan di Indonesia.
”Bawang putih ini bisa dikembangkan di sini agar ekonomi masyarakat kita bisa menggeliat,” pungkas dia.(H48-60)
Diskusi tentang artikel