CILACAP– Meskipun musim kemarau sudah berlalu, potensi dampak kekeringan di Kabupaten Cilacap tahun ini belum berakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap pun masih menyalurkan bantuan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy Wijayanto mengatakan, kedatangan masa peralihan dari kemarau menuju ke musim hujan tidak sepenuhnya menjamin ketersediaan air. Terutama di wilayah rawan, apalagi yang terdampak kekeringan.
“Masih, permintaan bantuan air bersih masih ada. Dan BPBD juga masih menyalurkan bantuan air,” kata Tri Komara Sidhy Wijayanto, Rabu (23/9).
Menurut dia, stok bantuan air di BPBD juga masih banyak. Stok tersebut bersumber dari APBD Kabupaten Cilacap tahun ini. “Stok bantuan juga masih banyak,” ujarnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Heru Kurniawan menambahkan, dampak kekeringan di Cilacap sudah melanda 9 desa. Kesemua desa itu tersebar pada enam kecamatan.
(Baca Juga: BPBD Cilacap Salurkan Air Atasi Kekeringan)
“Pengiriman air bersih bagi warga terdampak bencana kekeringan sampai dengan 22 September 2020 sebanyak 11 tangki. Bantuan bersumber dari APBD tahun anggaran 2020 Kabupaten Cilacap,” kata Heru Kurniawan.
Dijelaskan, bantuan tersebut menyasar 2.529 KK, terdiri atas 8.441 jiwa. Mereka merupakan warga di 9 desa yang terdampak kekeringan.
Perinciannya, yakni Desa Adireja Kecamatan Adipala, dibantu satu tangki air. Kemudian Desa Sidaurip, Gandrungmangu (2 tangki), serta Desa Bojong (2 tangki) dan Kubangkangkung, Kawunganten (1 tangki).
Bantuan air dari BPBD juga disalurkan untuk warga terdampak kekeringan di Desa Karangpucung, Kecamatan Karangpucung (1 tangki), dan Jambusari, Jeruklegi (1 tangki). Sedangkan tiga tangki lainnya disalurkan untuk warga di Desa Cimrutu, Sidamukti, dan Rawaapu, Kecamatan Patimuan. (tg-2)