BERAWAL dari hobi yang sama di bidang Astronomi, sejumlah remaja di Purwokerto membentuk sebuah wadah bernama Komunitas Astronom Amatir Purwokerto (AAP). Wadah ini telah dibentuk sejak 23 September 2015 dan saat ini anggotanya sudah mencapai 200an anggota. Tak hanya remaja dan mahasiswa, anggota AAP saat ini sudah semakin beragam, dari anak sekolah dasar (SD), hingga pensiunan atau warga lanjut usia (lansia).
Kepala Departemen Riset AAP, Rosyid Ridho Al Hakim, komunitasnya sengaja dibentuk untuk menyalurkan hobi bagi masyarakat yang ingin mempelajari tentang luar angkasa seperti bintang, planet, dan fenomena langit dalam ranah ilmu pengetahuan.
“Di wadah ini minimal kita ingin sharing-sharing atau sekadar ingin melihat bulan secara langsung menggunakan teleskop. Tentu akan membuat kita serasa makin dekat alam semesta ini,” ujarnya.
Komunitas yang saat ini di Ketuai Isa Panca tersebut memang terus berupaya memberikan kemanfaatan bagi masyarakat banyak, salah satunya menyosialisasikan tentang dunia atronomi kepada publik.
Seperti yang mereka lakukan dalam pengamatan Gerhana Matahari Cincin di kawasan Alun-alun Purwokerto, Kamis (26/12) siang lalu. Menurut dia, tak bisa dipungkiri, saat ini masih ada kalangan masyarakat yang mengkait-kaitkan fenomena alam tersebut, dengan hal-hal berbau negatif.
Kejadian Langka
Padahal, fenomena alam seperti halnya Gerhana Matahari merupakan kejadian langka yang sudah ada siklusnya. Selain melakukan pengamatan, mereka ingin memberikan edukasi kepada masyarakat yang ingin menyaksikan secara langsung, proses terjadinya Gerhana Matahari di Purwokerto.
“Di komunitas ini kami terus berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat kalau fenomena alam sudah ada siklusnya. Masyarakat perlu pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan astronomi,” tutur dia.
Dijelaskan AAP merupakan komunitas astronomi yang berasal dari kota Purwokerto. Awalnya komunitas ini dirintis Kurniawan Dimas Aji Pratama, lulusan dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Komunitas ini berawal dari sosialisasi di sekolahan tempat dia menimba ilmu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Purwokerto. Ia kemudian mulai mencoba untuk mencari teman-teman yang sehobi dengannya, melalui media sosial Facebook.
Setelah itu, berlanjut dengan rencana pembentukan komunitas astronomi di Purwokerto. Kopi darat pertama diawali dengan sedikit orang, yakni kurang lebih sembilan orang. Bertepatan dengan malam Idul Adha, mereka kemudian sepakat untuk membentuk komunitas astronomi yang awalnya diberi nama ‘Amateur Astronomy Club Purwokerto’ dan berubah menjadi Astronom Amatir Purwokerto (AAP). Acara pertama yang dilakukan yakni saat terjadi gerhana matahari total pada tanggal 9 Maret 2016.
Astronom amatir memang lebih ke melakukannya atas dasar hobi. Mereka melakukan dengan sukarela dengan tujuan mengedukasi dan ikut berkontribusi dalam bidang tersebut. Biasanya, para astronom amatir membentuk komunitas untuk mengumpulkan sesama pecinta astronomi. Mereka kemudian membuat kegiatan seperti pengamatan bersama, diskusi bareng membahas fenomena langit, star party, astrocamp, dan lain-lain. (M Abdul Rohman)