PURWOKERTO-Delapan tenaga kesehatan di Banyumas dinyatakan positif terkonfirmasi virus Covid-19. Sementara hasil swab massal yang diawali dari ASN dan DPRD, sampai saat ini belum keluar karena keterbatasan laboratarium pengujian di Purwokerto.
“Yang delapan positif Covid-19, itu semua dari tenaga kesehatan. Mereka sudah kita isolasi di rumah sakit. Itu bukan dari unsur ASN dan DPRD yang kita ambil swab massal kali pertama,” jelas Kepala Dinas
Kesehatan Pemkab Banyumas, Sadiyanto, usai mengikuti rapat koordinasi rutin dengan bupati, di Pendapa Si Panji Purwokerto, Kamis (9/7). Menurutnya, delapan tenaga kesehatan tersebut merupakan bagian dari pengambilan sampel swab 200 dari tenaga kesehatan yang dilaksanakan Sabtu lalu. Karena keterbatasan laboratorium pengujian swab di Purwokerto, maka dikirim ke BTKL Yogyakarta.
“Karena BTKL Yogyakarta hanya bisa membantu untuk uji lab swab hanya hari Minggu. Karena mendadak, makanya kita ambil dari teman-teman kesehatan, yang gampang. Kita kirim dan hasilnya delapan orang positif,” katanya.
Saat melaporkan ke bupati, kata dia, untuk swab massal yang sampelnya sudah dikirim ke laborat, sampai saat ini belum keluar. Untuk menghindari kegaduhan dan kepanikan, pihaknya tidak akan mengumumkan orang per orang. Baik untuk unsur ASN, anggota DPRD maupun unsur mayarakat.
“Pokoknya kalau nanti ada jemputan ambulan ke rumah, ya harus siap-siap (positif Covid-19) dibawa ke rumah sakit. Tapi ini juga akan kita informasikan secara personal dulu, tidak tiba-tiba dijemput,” katanya berkelakar.
Swab massal ini dilakukan, jelas dia, bukan untuk orang per orang. Namun untuk memotret berapa persen dari total keseluruhan sampel yang diambil (direncanakan 4 ribu sampel), yang positif.
“Yang kita kirim ke UGM sampai sekarang juga belum keluar hasilnya, karena yang antre banyak. Ini beberapa daerah juga melakukan swab masif. Sementara kaemampuan atau kapasitas laborat dari RS Margono belum siap betul, termasuk dari Unsoed,” ujar dia.
Sadiyanto mengatakan, sampai saat ini sudah diambil 853 sampel dari berbagai lapisan dan kelompok masyarakat. Semula dari total 4 ribu yang masuk swab massal, dijadwalkan bisa dilaksanakan selama 20 hari, rata-rata satu hari 200 sampel.
“Yang baru keluar hasil laboratnya kan yang sampel 200 dari tenaga kesehatan. Dan sekarang tidak tidak diambil tiap hari tapi ada jedanya. Takutnya kadaluarsa lebih dari satu minggu kan mean-eman. Hari ini (kemarin-red) kita targetkan 200 untuk empat pasar,” katanya.
Disinggung tempat karantina bagi orang tanpa gejala (OTG) pemudik yang masuk GOR Satria, Sadiyanto mengatakan, ada 11 orang yang sudah di swab. Yang masuk pertama setelah dibuka lagi.
“Hari ini baru dua orang, nanti nunggu sampai 10 orang dulu. Sayang APD-nya karena harus efisien. Mereka yang masuk ke karantina GOR yang datang (mudik) dari daerah zona merah, seperti Jakarta, bukan warga Banyumas yang bepergian ke daerah zona merah, terus kembali lagi,” tandasnya. (G22-3)