BANJARMANGU – Desa Gripit Kecamatan Banjarmangu mengembangkan wisata religi ziarah makam Sunan Giri Pit atau Gripit. Kompleks makam salah satu ulama penyebar agama Islam di Banjarnegara tersebut kini ditata sehingga nyaman bagi para peziarah.
Kepala Desa Gripit Sugeng mengatakan, desa saat ini dituntut dapat mengembangkan potensi desa. Salah satu potensi yang dikembangkan desanya yakni wisata religi ziarah makam Sunan Gripit.
“Di antara potensi yang ada, wisata religi ini memiliki peluang yang paling besar untuk pendapatan asli desa (PADes),” katanya.
Menurutnya, makam Sunan Gripit ini sudah cukup kondang di sejumlah wilayah. Selama ini, peziarah bukan hanya dari Banjarnegara saja, tapi juga dari Purbalingga, Banyumas, Kebumen, Cilacap, Yogyakarta, Cirebon, Tasikmalaya dan Jakarta. Bahkan ada juga yang datang dari luar Jawa seperti Sumatra dan Kalimantan.
Peluang tersebut selanjutnya dioptimalkan dengan penambahan fasilitas. Antara lain memperbaiki akses, tempat parkir, dan lingkungan pendukung. Warga juga didorong untuk membuka warung kuliner, kios suvenir, dan aneka jasa penginapan.
Akses
“Harapan kami, wisatawan yang datang bisa membelanjakan uangnya sehingga berimbas bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Pemerintah Desa membangun akses jalan menuju makam dengan beton, membangun tempat parkir yang mampu menampung 8 bus, membangun pendapa peristirahatan, dan tempat untuk berjualan. Pihaknya
juga akan menjalin kerjasama dengan desa tetangga yang memiliki obyek wisata.
“Bila memungkinkan, pemasaranya dirancang dalam satu paket kunjungan wisata,” katanya.
Dikatakannya, pengelolaan objek wisata tersebut akan dipegang oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Pengembangan ke depan, kompleks tersebut akan ditambah sejumlah wahana sehingga menambah daya tarik. Semua pengembangan ini, dialokasikan dari dana desa.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Dwi Suryanto menyambut baik upaya pengembangan potensi wisata desa. Hal ini seiring dengan otonomi desa yang lebih besar dalam pengelolaan dana desa. Hanya saja, dia berpesan agar pengembangan wisata tidak latah sehingga objeknya lebih bervariasi. (K36-52)